SuaraMalang.id - Amerika Serikat terus menabuh genderang perang ekonomi dengan Rusia. Hal ini menimbulkan kekacauan pasar energi dunia.
Oleh sebab itu, Pemerintah Rusia memperingatkan Amerika Serikat bahwa Rusia sedang memikirkan dengan hati-hati bagaimana menanggapi larangan terhadap minyak dan energi Rusia.
Ekonomi Rusia menghadapi krisis paling parah sejak kejatuhan Uni Soviet 1991 setelah Barat memberlakukan sanksi berat pada hampir seluruh sistem keuangan dan perusahaan Rusia menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebut sanksi Barat itu sebagai "bacchanalia (pesta pora zaman Romawi) bermusuhan" yang telah mengguncang pasar global dan dengan tegas memperingatkan bahwa tidak jelas seberapa jauh guncangan di pasar energi global akan berlanjut.
Baca Juga:China, Prancis serta Jerman Dorong Dialog Eropa-Rusia Mengenai Krisis Ukraina
"Anda lihat bacchanalia, bacchanalia yang bermusuhan, yang telah ditaburkan oleh Barat - dan itu tentu saja membuat situasi menjadi sangat sulit dan memaksa kami untuk berpikir serius," kata Peskov.
Ditanya tentang larangan impor minyak dan energi Rusia yang diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden, Peskov mengatakan Rusia telah, sedang dan akan menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan.
Namun, Moskow sekarang akan berpikir sangat serius untuk menanggapi larangan dari Amerika Serikat tersebut. Demikian kembali ditegaskan Peskov.
"Situasinya menuntut analisis yang agak mendalam - keputusan-keputusan yang diumumkan oleh Presiden Biden itu," kata Peskov.
"Jika Anda bertanya kepada saya apa yang akan dilakukan Rusia - Rusia akan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan kepentingannya."
Baca Juga:Pemerintah Belum Ada Niat Naikkan Harga BBM Pertalite
"Amerika Serikat jelas telah menyatakan perang ekonomi melawan Rusia dan mengobarkan perang ini," katanya menegaskan. ANTARA