Presiden Zelenskiy Jadi Target Utama Rusia: Mereka ingin Memusnahkan Ukraina dengan Menghancurkan Kepala Negaranya

Presiden Zelenskiy juga mengungkapkan bahwa keluarganya turut jadi target operasi militer Rusia.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 25 Februari 2022 | 23:34 WIB
Presiden Zelenskiy Jadi Target Utama Rusia: Mereka ingin Memusnahkan Ukraina dengan Menghancurkan Kepala Negaranya
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. [Foto: AFP]

SuaraMalang.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy akan tetap bertahan di Kiev meski menjadi target nomor satu militer Rusia. Pernyataan itu disampaikannya dalam sebuah pesan video.

"Musuh telah menandai saya sebagai target nomor satu," kata Zelenskiy seperti diberitakan Antara, Jumat (25/2/2022).

Presiden Zelenskiy juga mengungkapkan bahwa keluarganya turut jadi target.

"Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin memusnahkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negaranya." ujarnya.

Baca Juga:Presiden China Telepon Putin di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina: Atasi Krisis Ini Via Negosiasi

"Saya akan bertahan di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina," kata dia.

Rusia melancarkan invasi lewat darat, udara dan laut pada Kamis (24/2/2022) menyusul pernyataan perang Presiden Vladimir Putin. Diperkirakan sekitar 100.000 orang menyelamatkan diri ketika ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar di Ukraina. Puluhan orang dilaporkan tewas.

Pejabat AS dan Ukraina mengatakan Rusia bermaksud merebut Kiev dan menggulingkan pemerintah yang oleh Presiden Putin dianggap sebagai boneka AS.

Tentara Rusia menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ketika mereka bergerak maju melintasi rute terpendek ke Kiev dari Belarus ke arah utara.

Putin mengatakan Rusia melakukan "operasi militer khusus" untuk menghentikan genosida pemerintah Ukraina terhadap rakyatnya sendiri. Tuduhan itu disebut tidak berdasar oleh Barat.

Baca Juga:Ukraina Diserang Rusia, Guardiola Bicara Kondisi Mental Oleksandr Zinchenko

Dia juga mengatakan Ukraina merupakan negara yang tidak sah karena secara historis tanahnya adalah milik Rusia.

Presiden Ukraina Zelenskiy mengatakan bahwa 137 personel militer dan warga sipil tewas dan ratusan lainnya terluka dalam pertempuran. Pejabat Ukraina sebelumnya melaporkan sedikitnya 70 orang kehilangan nyawa.

AS dan anggota NATO lainnya telah mengirim bantuan militer ke Ukraina tapi belum ada langkah untuk mengerahkan pasukan karena khawatir dapat memicu konflik yang lebih luas.

Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan Ukraina membutuhkan "lebih banyak senjata untuk terus bertempur. Banyaknya tank, kendaraan lapis baja, pesawat, helikopter yang dikerahkan oleh Rusia di Ukraina, tak terbayangkan." Sumber: Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini