Waspada! Penyakit Chikungunya Merebak di Kabupaten Bondowoso, Ini Gejalanya

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 22 Januari 2022 | 07:30 WIB
Waspada! Penyakit Chikungunya Merebak di Kabupaten Bondowoso, Ini Gejalanya
Ilustrasi kasus penyakit chikungunya Bondowoso. [ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko]

SuaraMalang.id - Masyarakat Kabuaten Bondowoso diminta mewaspadai penyakit chikungunya. Pemerintah daerah setempat menyatakan penyakit ini mulai merebak.

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinas Kesehatan Bondowoso, Goek Fitri Purwandari mengatakan, kasus ini hampir terjadi di semua kabupaten di Jawa Timur. Khusus wilayahnya, terpantau kemunculan kasus chikungunya  dimulai pada akhir Desember 2021.

"Chikungunya Tahun 2022 ini memang merebak. Mulai ada kasus," katanya.

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk tersebut adalah jenis nyamuk yang sama dan juga menyebabkan demam berdarah. 

Baca Juga:Terserang DBD, Tiga Warga Pamekasan Meninggal

Goek Fitri Purwandari melanjutkan, penyakit chikungunya tak ada data orang perorang yang terjangkit. Sebab kasus akan merebak dalam satu wilayah. 

Gejala chikungunya, lanjut dia, badan nyeri hingga tulang seperti tak berdaya, demam, serta ditemukan bintik-bintik merah. 

"Chikungunya tidak kita bedakan trombositnya, di bawah 100 atau tidak," jelasnya.

Dijelaskan juga, permintaan fogging cukup tinggi akhir-akhir ini. Adapun alasannya, ditemukan kasus dengan masyarakat terjangkit chikungunya. 

Permintaan fogging terjadi pada Agustus- September 2021. Diantaranya di Desa Cangkring, Kecamatan Prajekan. 

Baca Juga:Kota Malang Waspada DBD, Tercatat 35 Kasus Sepanjang Januari 2022

Kemudian di akhir Desember 2021 permintaan fogging di Desa Sukowiryo Kecamatan Bondowoso. Kemudian Desa Taman Krocok, Desa Gentong, Desa Mandiro dan Tanggulangin Kecamatan Tegalampel, Desa Kasemek dan Pekalangan. 

Sementara untuk kasus demam berdarah dague (DBD) di Tahun 2021 kata dia, mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Dimana total ada 153 kasus, empat di antaranya meninggal dunia. Tahun 2020 jumlah kasus mencapai 278 lebih.

Sementara pada tahun 2022, hingga 18 Januari kemarin sudah tercatat 13 kasus DBD dengan nol kasus meninggal dunia. 

Pihaknya meminta masyarakat Bondowoso untuk terus melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Serta tetap waspada chikungunya dan DBD. "Harus lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup, dan mengubur," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini