SuaraMalang.id - Setelah di awal tahun baru lalu Korea Utara ( Korut ) sukses meluncurkan rudal balistik, maka hari ini negerinya Kim Jong Un itu kembali meluncurkan rudal kedua kalinya.
Hal ini disampaikan Badan Keamanan Laut Jepang. Peluncuran roket kedua dalam tempo kurang dari sepekan tersebut menandai keberhasilan Korut mengupgrade dan memajukan senjata rudal balistik mereka.
Sementara itu, militer Korea Selatan juga memastikan bahwa ada peluncuran "proyektil yang tidak teridentifikasi" namun tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Pekan lalu, Korut mengatakan pihaknya menembakkan sebuah "rudal hipersonik" yang sukses menghantam suatu target pada Rabu (12/01/2022).
Baca Juga:Korut Sukses Uji Coba Rudal Hipersonik, Amerika Mengutuk Tindakan Tersebut
Aksi-aksi peluncuran terbaru oleh Korut itu menggarisbawahi janji yang dinyatakan Kim Jong Un, pemimpin negara yang bersenjata nuklir itu, pada Tahun Baru.
Saat itu, Kim menyatakan akan mendukung militer untuk menghadapi situasi internasional yang tak stabil di tengah kemacetan perundingan dengan Korsel dan Amerika Serikat.
Uji coba terbaru itu berlangsung satu hari setelah misi AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bersama Prancis, Irlandia, Jepang, Inggris, dan Albania, mengeluarkan pernyataan bersama yang berisi kecaman terhadap uji coba rudal pekan lalu.
"Tindakan-tindakan ini meningkatkan risiko salah perhitungan, juga bisa meningkatkan dan menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap stabilitas keamanan," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield melalui pernyataan pada Senin (10/1).
Thomas-Greenfield juga menekankan seruan kepada Korut agar kembali ke meja perundingan serta menghentikan program rudal dan senjata nuklirnya.
Baca Juga:Korut Luncurkan 'Rudal Balistik', Proyektilnya Mendarat di Dekat Korsel
Melalui resolusi, Dewan Keamanan PBB melarang Korut melakukan pengujian rudal balistik dan nuklir. Dewan telah memberlakukan sanksi terhadap negara itu terkait program-program tersebut.
Korut, sementara itu, telah menyatakan terbuka untuk melakukan pembicaraan, tapi dengan syarat bahwa AS dan pihak-pihak terkait lainnya harus mencabut "kebijakan-kebijakan yang bermusuhan", seperti pemberlakuan sanksi dan latihan militer.
Hanya sedikit pengamat yang memperkirakan bahwa Kim akan menyerahkan persenjataan nuklirnya secara penuh.
Korut sendiri berargumen bahwa uji coba rudal dan kegiatan-kegiatan militer lainnya dilakukan untuk kepentingan pertahanan dan merupakan langkah serupa yang dilakukan oleh negara-negara lain. ANTARA