Penting! Ini Rekomendasi Tim ITS Setelah Teliti Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021. Dampat letusan menyebabkan korban yang tidak sedikit. Setidaknya 44 orang tewas dalam bencana itu.

Muhammad Taufiq
Jum'at, 17 Desember 2021 | 20:31 WIB
Penting! Ini Rekomendasi Tim ITS Setelah Teliti Erupsi Gunung Semeru
Foto dampak letusan Gunung Semeru dari udara [Foto: Beritajatim]

SuaraMalang.id - Gunung Semeru meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021. Dampat letusan menyebabkan korban yang tidak sedikit. Setidaknya 44 orang tewas dalam bencana itu.

Kemudian kerugian materiil akibat awan panas dan guguran lahar dari gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu. Sebagai bentuk antisipasi terhadap bencana letusan di masa depan, Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) melakukan penelitian.

Hasilnya seperti disampaikan peneliti senior dari Puslit MKPI ITS Amien Widodo. Ia mengatakan erupsi Gunung Semeru mengeluarkan dua hal yaitu awan panas dan banjir lahar.

Awan panas memiliki kecepatan hingga 200 kilometer per jam dan bisa mencapai suhu melebihi 100 derajat Celcius yang berdampak pada terbakarnya pohon di daerah aliran sungai.

Baca Juga:28 dari 44 Jenazah Korban Letusan Gunung Semeru Sudah Diambil Keluarganya

Tim Puslit MKPI ITS berkunjung ke Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang selama tiga hari sejak Senin (13/12) lalu bekerja sama dengan tim dari Ikatan Alumni (IKA) ITS.

Dari hal tersebut, menurut Amien, perlu adanya kewaspadaan yang tinggi untuk penduduk sekitar terutama yang berada di tepi sungai.

"Kami harap adanya komunikasi antara penduduk daerah hulu dengan hilir saat terjadi erupsi seperti diadakan tombol bahaya bencana," katanya seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Jumat (17/12/2021).

Amien menjelaskan bahwa kunjungan tim Puslit MKPI dan IKA ITS ke daerah terdampak erupsi Gunung Semeru tersebut untuk melakukan kajian bencana dan hasilnya dapat digunakan sebagai rekomendasi penanggulangan bencana di masa depan.

Kunjungan survei ini meliputi survei geologi, vulkanologi, hidrologi, pemetaan kawasan terdampak, dan survei drone.

Baca Juga:Gunung Semeru Naik Status Jadi Level III Setelah Erupsi Kemarin

"Data survei diolah menjadi peta kawasan terdampak yang akan dianalisis dengan peta yang sudah ada sebelumnya," kata dosen Teknik Geofisika ITS itu.

Amien menjelaskan lebih lanjut bahwa ancaman lain dari erupsi ini adalah tanah longsor yang bersamaan dengan hujan dan awan panas.

Namun di pos pantau gunung berapi belum memiliki sistem pengamatan tersebut, maka dapat dijadikan penelitian lebih lanjut agar tidak terjadi dampak lain dari erupsi gunung ini.

"Untuk ke depannya bisa dibuat alat sensor warning system terkait longsor dan dimasukkan ke pos pantau agar meningkatkan kewaspadaan aktivitas gunung," ujarnya.

Sementara itu, anggota tim Puslit MKPI Dr Techn Umboro Lasminto ST MSc mengatakan bahwa ada potensi bencana susulan yang dikhawatirkan akibat area penumpukan lahar yang meluas.

Hal tersebut menyebabkan perubahan arah aliran air sungai, sehingga aliran air tidak terkontrol dan diperparah dengan kondisi hujan yang terjadi hingga bulan April.

Diungkapkannya, terbentuknya arah aliran sungai yang baru bisa mengarah pada permukiman penduduk yang dapat menyebabkan banjir.

"Hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi agar arah aliran air kembali pada aliran sungai semula," jelas dosen Teknik Sipil ITS tersebut.

Anggota tim lainnya, M Haris Miftakhul Fajar M Eng mengingatkan bahwa dengan adanya bencana erupsi Gunung Semeru ini bukan saatnya saling menyalahkan, namun saatnya memaksimalkan peran masing-masing stakeholder yang ada.

"Selain itu, kita juga harus evaluasi terkait early warning system, proses mitigasi bencana, dan sosialisasi kepada penduduk," ujarnya.

Untuk early warning system, menurut dosen Teknik Geofisika ITS ini, perlu melengkapi pengamatan visual dengan kamera termal yang bisa menangkap awan panas pada volume yang besar.

"Sebagai akademisi, kami juga perlu melakukan penelitian terkait tipe erupsi Gunung Semeru ini," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini