Duka Sri Damayanti, Sang Ibu Terkubur Abu Erupsi Gunung Semeru

Sri telah berusaha menyelamatkan seluruh anggota keluarganya saat awan panas guguran Gunung Semeru menerjang, namun takdir berkata lain.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 09 Desember 2021 | 17:31 WIB
Duka Sri Damayanti, Sang Ibu Terkubur Abu Erupsi Gunung Semeru
Foto udara kondisi pemukiman warga yang banjir dan terendam pasir di Dusun Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). [ANTARA FOTO/Zabur Karuru]

SuaraMalang.id - Duka mendalam masih menyelimuti warga Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang. Wilayah setempat menjadi kawasan yang cukup parah terdampak awan panas guguran akibat erupsi Gunung Semeru, pada Sabtu (4/12/2021).

Sri Damayanti, salah satu warga Kampung Renteng berusaha tegar menghadapi kenyataan, kehilangan sang ibu saat erupsi Semeru terjadi.

Air mata Sri Damayanti menetes saat menuturkan kronologi bencana erupsi Semeru yang melanda Kampung Renteng.

Kala itu, seluruh warga lari berhamburan menyelamatkan diri masing-masing. Sri kemudian bergegas menyelamatkan neneknya, Buwati (80) yang sedang berada di teras rumah.

Baca Juga:Korban Jiwa Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 43 Orang

“Saya keluar dari dalam rumah, untuk melihat nenek dan ingin menyelamatkannya dengan dititipkan ke tetangga untuk dibawa dari rumah. Ibu saya yang berusia 50 tahun berada di dalam rumah. Ibu saya punya penyakit amnesia,” katanya, mengutip dari Timesindonesia.co.id jejaring media Suara.com, Kamis (9/12/2021).

Sekitar 10 menit kemudian, di tengah derasnya guyuran hujan abu vulkanik, Sri berusaha kembali ke rumahnya untuk menyelamatkan sang ibu. 

”Saat saya kembali ke dalam rumah, ibu sudah tertimbun abu vulkanik dan saya gagal menyelamatkannya, karena saya juga harus lari dari derasnya abu itu,” tuturnya.

“Tak hanya ibu saya, bibi saya juga meninggal akibat tertimbun abu vulkanik itu. Saya hanya bisa menyelematkan nenek, karena saya hanya seorang perempuan yang berjuang ingin menyelamatkan keluarga saya,” tuturnya lirih.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Lumajang, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Joko Sambang, per 8 Desember 2021, sebanyak 34 orang meninggal dunia, dan 16 orang masih dalam pencarian, akibat erupsi Gunung Semeru tersebut.

Baca Juga:PDHI Jatim Kerahkan 31 Dokter Hewan Periksa Kondisi Ternak Korban Erupsi Gunung Semeru

Sementara, 4.250 jiwa mengungsi yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan hanya ada 1 titik, masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar. 

Berikut ini rincian distribusi penyintas di beberapa wilayah Kabupaten Lumajang. Jumlah warga mengungsi di Kecamatan Candipuro 1.733 jiwa, Pasirian 974, Tempeh 400, Pronojiwo 295, Lumajang 199, Pasrujambe 197, Sukodono 191, Sumbersuko 67, Jatiroto 56, Yosowilangun 28, Ranuyoso 26, Rowokangkung 16 dan Gucialit 8.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini