Sementara untuk Miftach sebenarnya tidak ingin menjadi calon Rais Aam PBNU. Dijelaskan Fahrur, Miftach mebgaku belum siap dan tidak menikmati menjabat posisi tersebut, meskipun secara pengalaman dan keilmuan sudah layak menjabat posisi tersebut.
"Namun karena dipaksa oleh kyai dan karena dia orangnya enteng (mudah). Enteng maksudnya bisa pergi kemana saja ke Jakarta bisa karena kan pondoknya gak gede. Akhirnya sama kyai-kyai didesak dan mau. Sebenarnya tidak enjoy kyai Miftach itu," tutup dia.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Baca Juga:Ini Pertimbangan PCNU Jatim Usung Gus Yahya Cholil Staquf di Muktamar ke-34 NU