Kisah Kholil, Pijat Tunanetra di Malang Berjuang Hidup Hadapi Pandemi Covid-19

Kholil bersama sang istri yang kini hamil 9 bulan itu tetap semangat menjalani hidup di tengah-tengah wabah virus corona

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 14 Agustus 2021 | 10:57 WIB
Kisah Kholil, Pijat Tunanetra di Malang Berjuang Hidup Hadapi Pandemi Covid-19
Penyandang disabilitas berprofesi pijat tunanetra Kholilurohman (27) di rumah kontrakannya, Kota Malang, Jawa Timur. [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Menjelang petang, Kholilurohman (27) tiba di rumah kontrakannya Jalan Kemantren II Nomor 25 Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jumat (13/8/2021). Sosok pria memakai batik bermotif bunga warna hijau itu tampak letih.

Ia menuturkan, baru selesai memijat pelanggan yang cukup jauh lokasinya.

Kholil lantas mengajak wartawan SuaraMalang.id masuk ke rumah. Kala itu suasana sekitar cukup hening. Jauh dari hiruk pikuk pusat perkotaan.

Rumah yang dikontrak itu sederhana, temboknya berwarna kuning dan beberapa titik telah terkelupas dimakan usia. Tak banyak dekorasi, hanya ada hiasan diding berupa foto pernikahannya. 

Baca Juga:Viral Pria Tunanetra Didenda Rp 50 Ribu Gegara Pakai Masker di Bawah Hidung

Ya, foto itu menjadi saksi bisu perjuangan Kholilurohman bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19 sebagai pemijat tunanetra.


"Aduh mas maaf nunggu lama. Ini saya habis dari Tumpang (Kecamatan di Kabupaten Malang) ada orderan satu. Alhamdulilah. Sebenarnya saya libur tapi ya ada rejeki saya ambil," kata Kholil.


Pria asal Bojonegoro itu mengakui bahwa 'pagebluk' virus corona ini perjuangan hidupnya kian berat, naik turun seperti roller coaster.

Terlebih, sang istri Elin Agus Tri Rahayu telah berhenti memijat, sekitar sebulan lamanya. Istrinya yang juga disabilitas tunanetra kini harus fokus menjaga buah hati yang dikandung. Diketahui usia kehamilannya telah 9 bulan.


"Iya ini istri hamil, satu bulan lalu sudah berhenti memijat. Biasanya memijat kan. Tapi karena hamil berhenti dan tentunya pendapatan berkurang. Apalagi pandemi begini," tuturnya.

Baca Juga:Kisah Pilu Anak-anak Tunanetra Belajar Daring di Tengah Pandemi Covid-19

Kholil mematok tarif Rp 50 ribu untuk durasi memijat satu jam setengah.
Meski pendapatannya berkurang, Kholil enggan ambil pusing. Calon bapak ini menyerahkan semua kepada Allah SWT atas susahnya hidup. 

"Tentunya dengan ikhtiar dan tetap bekerja," ujarnya lalu tersenyum.


Benar saja, Kholil seperti mendapat banyak bantuan dari pelanggannya, sejak sang istri hamil.


"Ya saya ditanyain. Cerita gitu. Saya gak berharap apa-apa cuma cerita. Akhirnya pelanggan biasanya ngasih uang lebih," imbuhnya.

Bahkan, Kholil menceritakan bantuan dari pelanggannya tersebut juga tidak berupa uang. Beberapa pelanggannya itu ada yang memberikan baju dan peralatan bayi.


"Kayak kemarin itu saya diberi baju bayi begitu. Ya senang jadi terbantu. Meskipun saya juga menabung sendiri untuk keperluannya nanti," tutur alumnus pelatihan pijat di UPT. Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak