Pengamat Sentil SBY dan AHY: Wajib Minta Maaf ke Presiden Jokowi

Susilo Bamban Yudhoyono (AHY) dan anaknya Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disarankan meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Muhammad Taufiq
Minggu, 04 April 2021 | 11:08 WIB
Pengamat Sentil SBY dan AHY: Wajib Minta Maaf ke Presiden Jokowi
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.[YouTube/KompasTV]

SuaraMalang.id - Susilo Bamban Yudhoyono (AHY) dan anaknya Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disarankan meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan oleh Pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung. Menurut dia, Harits Hijrah Wicaksana menilai SBY-AHY perlu meminta maaf.

Alasannya, pemerintah telah terbukti tidak intervensi dalam munculnya kisruh Partai Demokrat. Bukti tersebut ialah ditolaknya hasil KLB Deli Serdang yang diajukan kubu Moeldoko oleh Kementerian Hukum dan HAM.

"Permintaan maaf itu wajib dilakukan SBY-AHY, karena tidak terbukti adanya intervensi Pemerintah usai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menolak KLB Demokrat, di Deli Serdang," katanya, dilansir dari Antara, Sabtu (03/04/2021).

Baca Juga:Sindir Nikahan Artis, TZ: Anak Ulama Kawin Jadi Masalah Sampai Pengadilan

Sebagai catatan, sebelumnya AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Jokowi atas keputusan pemerintah menolak KLB Deli Serdang.

“Atas nama segenap pimpinan, pengurus, kader, dan simpatisan Partai Demokrat di seluruh Indonesia saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo,” kata AHY dalam konferensi pers di DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Maret 2021, dilansir dari Tempo.

Namun, menurut Harits, ucapan terima kasih dan apresiasi itu tidaklah cukup. SBY dan AHY masih perlu meminta maaf sebagai negarawan dan juga kesatria.

"Kami berharap SBY-AHY legowo meminta maaf kepada Jokowi dan bukan hanya mengucapkan berterima kasih dan apresiasi. Permintaan maaf itu sebagai kesatria juga seorang negarawan," kata Harits.

Lebih jauh, Harits mengatakan AHY juga harus memberikan pernyataan bahwa tingkat demokrasi saat ini lebih dewasa dan lebih baik karena Pemerintah berada di koridor yang benar.

Baca Juga:Kritik Jokowi-Prabowo di Nikahan Atta-Aurel, Farhat Abbas: Terasa HUT RI

Sebelumnya, Partai Demokrat memang aktif melancarkan narasi kepada publik untuk menyelamatkan demokrasi.

"Mari kita selamatkan demokrasi dari para begal politik di daerah kita masing-masing. Cegah perbuatan melawan hukum yang merusak Demokrasi kita," kata Teuku Riefky Harsya, Sekjen Partain Demokrat, dikutip dari makassarterkini.com.

Namun, menurut Harits, demokrasi pada Pemerintahan Jokowi justru sangat baik dibandingkan pada era SBY. Sebab, kata dia, pada era Presiden SBY juga banyak KLB-KLB dalam partai politik.

Oleh sebab itu, SBY dan AHY perlu meminta maaf sebagai bentuk pendewasaan dan pendidikan politik terhadap publik.

Hal ini karena, menurutnya, AHY sebelumnya telah membangun narasi-narasi tendensius dan juga menyatakan tingkat demokrasi menurun sampai Pemerintahan Jokowi zalim dengan mengintervensi Partai Demokrat.

Padahal, kata dia, Presiden Jokowi sendiri tidak mengetahui kekisruhan di Partai Demokrat itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini