SuaraMalang.id - Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) kembali jadi sorotan publik. Terbaru, asosiasi dukun baik asal Banyuwangi ini bakal menggelar pengajian kitab dukun di bulan Ramadan: dukun santri dan sanad keilmuannya.
Salah satu deklarator Perdunu, In’amul Muttaqin menjelaskan, acara tersebut sengaja digelar pihaknya untuk menjawab segala tuduhan dan citra negatif yang dialamatkan kepada Perdunu sejak awal mereka deklarasi.
“Bahwa seolah (praktek perdukunan) kami ini tidak punya dasar (agama). Kita ingin tunjukkan bahwa segala amalan kita berdasarkan kitab kuning ini, yang ditulis oleh ulama salaf,” ujarnya, dikonfirmasi Suara.com, Rabu (17/3/2021).
Ia melanjutkan, pengajian kitab kuning di bulan Ramadan ini akan menjadi gebrakan awal. Bahwa praktek perdukunan yang diterapkan Perdunu punya dasar, utamanya dari kitab-kitab kuning yang selama ini dikaji di pondok pesantren.
Baca Juga:Viral Pengajian Kitab Dukun di Bulan Ramadan, Publik: Akhir Dunia
“Kita ingin ajak ngaji ilmu hikmah. Alhamdulillah, ada lima kiai yang sepakat untuk kita ajak mengisi pengajian. Sebenarnya, kitab yang membahas soal (perdukunan) ini ada banyak. Tetapi untuk langkah, lima saja dulu,” ujar Pria yang juga pengasuh Pondok Pesantren Minhajut Thullab, Glenmore, Banyuwangi ini.
Pria yang akrab disapa Gus In’am ini menambahkan, kitab kuning yang dikaji, yakni Khozinatul Asror. Materi ini akan diajarkan oleh Gus Halim Ishaq asal Pondok Pesantren Roudlutus Salam, Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore. Lalu ada Kitab Manba’ Ushulul Hikmah yang diajarkan Gus Abdurrahman al-Jawi asal Ponpes Al Islami, Pesanggaran.
Kemudian ada kita Al-Aufaq yang nantinya akan diajarkan oleh Gus Masykur Fauzan dari Ponpes Manbaul Falah, Desa Kedungliwung, Kecamatan Singojuruh. Selanjutnya, ada kitab As-Sirrul Jalil yang diajarkan oleh Gus Ridwan Abdullah asal Pondok Pesantren Nurul Huda, Bagorejo. Terakhir, kitab kelima adalah Thibbun Nabawi yang diajarkan oleh Gus Malik Syafaat asal Pondok Pesantren Darussalam Puncak.
“Mereka adalah para kiai muda yang tergabung dalam Perdunu. Jadi kita ingin tunjukkan, bahwa Perdunu ini juga puynya anggota, dari pesantren NU juga,” jelasnya.
Diakuinya, penggunaan judul 'kitab dukun' sempat memicu heboh masyarakat. Padahal, tema-tema magis juga sudah dibahas dalam sejumlah kitab yang akrab dalam tradisi pesantren.
Baca Juga:Bupati Iti Ancam Santet Moeldoko, Penggagas KLB Demokrat: Jadi Dukun Aja
“Cuma kita pakai judul kitab dukun saja, makanya heboh seperti itu. Tetapi bukan berarti kita ingin viral ya. Biar masyarakat tahu,” ungkap Gus In’am.
Tema-tema magis itu sebenarnya sudah akrab di khazanah kitab kuning.
“Seperti peristiwa pindahnya singgasana Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina dalam sekejap dan membuat Nabi Sulaiman kagum. Doa apa yang dibaca? Itu adalah doa Al-Ismul A’dhom atau Asma’ul Husna, yang banyak diulas dalam Kitab Manba’ Ushul Al-Hikmah,” ujar pria yang juga aktif dalam Rijalul Ansor, salah satu organ dalam GP Ansor Banyuwangi.
Pengajian kitab yang digelar Perdunu juga membahas soal pengobatan ala Nabi Muhammad SAW.
“Seperti kitab Thibbun Nabawi, itu kan berisi tentang bekam yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW. Itu kan sudah lumrah,” pungkasnya.
Kontributor : Adi Permana