SuaraMalang.id - Di tengah dinamika pasar yang menantang, The Coca-Cola Company menunjukkan manuver bisnis.
Meskipun menghadapi penurunan volume penjualan global sebesar 1 persen, raksasa minuman ini berhasil membukukan pendapatan yang melampaui ekspektasi.
Kuncinya? Kenaikan harga strategis dan inovasi produk yang menjawab permintaan pasar.
Harga Naik Sebagai Penyelamat Pendapatan
Coca-Cola tidak ragu untuk menaikkan harga jual produknya. Langkah ini terbukti efektif untuk mengimbangi penurunan volume penjualan yang terjadi di pasar-pasar kunci seperti Meksiko dan India.
Bahkan di pasar dalam negerinya, Amerika Serikat, merek andalan Coca-Cola juga mengalami penurunan.
Keputusan ini diambil di tengah tren di mana konsumen, terutama di negara-negara maju, menjadi lebih sadar harga.
Permintaan untuk minuman bersoda dengan harga lebih tinggi menunjukkan fluktuasi, memaksa perusahaan untuk berpikir kreatif.
Inovasi Produk: Coca-Cola Gula Tebu di Pasar Amerika
Baca Juga: Darmawan Prasodjo Terpilih Lagi Sebagai CEO of The Year 2024, Rekor Baru untuk PLN
Menjawab dua tantangan sekaligus kesehatan dan permintaan akan produk premium Coca-Cola bersiap memperkenalkan produk yang sudah lama dinanti di AS: Coca-Cola yang terbuat dari gula tebu asli.
Langkah ini sejalan dengan kampanye kesehatan yang digagas oleh Menteri Kesehatan Robert F. Kennedy Jr. bertajuk "Make America Healthy Again".
Selain itu, langkah ini juga didukung oleh pernyataan Presiden Donald Trump yang menyebut bahwa Coca-Cola telah setuju untuk menggunakan pemanis alami tersebut.
CEO James Quincey mengonfirmasi bahwa perusahaan terbuka terhadap berbagai jenis pemanis untuk memenuhi keinginan konsumen.
"Coca-Cola ingin menggunakan seluruh pilihan pemanis yang tersedia, jika ada permintaan konsumen dalam panggilan pasca-laba. Perusahaan mengatakan produk semacam itu akan melengkapi produk-produknya yang sudah ada," kata CEO James Quincey dilansir Reuters.
Strategi ini bukanlah hal baru sepenuhnya. Coca-Cola "Meksiko" yang menggunakan gula tebu sudah lama menjadi barang impor favorit di beberapa toko AS, membuktikan adanya ceruk pasar yang siap digarap.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Kronologi Kecelakaan Maut di Jalur Wisata Bromo, 2 Lansia Tewas!
-
Program MBG Dorong Lapangan Kerja, Warga Lumajang Rasakan Manfaat Nyata
-
Kronologi Kecelakaan Maut Toyota Hiace vs Truk di Tol Malang-Pandaan, 2 Orang Tewas dan 10 Luka!
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen