SuaraMalang.id - Bupati Malang, HM Sanusi, menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan Kabupaten Malang sebagai pusat budi daya ikan nila.
Dengan ketersediaan air yang melimpah dan berkualitas jernih, daerah ini dianggap memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi ikan nila di Indonesia.
Keseriusan ini disampaikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Malang, Tomie Herawanto.
"Potensi budi daya nila di Kabupaten Malang sangat bagus. Kami membutuhkan dukungan dari berbagai perangkat daerah untuk mengembangkannya," ujar Tomie, Minggu (16/2/2025).
Target Kabupaten Nila Terealisasi pada 2026
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Malang, produksi ikan nila di daerah ini telah mencapai 5.000 ton per tahun.
Untuk memaksimalkan potensi ini, pemerintah akan melakukan pemetaan wilayah dengan sumber air memadai agar bisa dikembangkan sebagai sentra budi daya ikan nila.
"Kami berharap wilayah dengan sumber air yang baik bisa berkembang menjadi kawasan budi daya ikan nila," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring.
Enam Desa Sudah Ditetapkan sebagai Sentra Budi Daya Nila
Baca Juga: Invasi Ular di Malang! Puluhan Laporan Evakuasi dalam 2 Bulan, Warga Diminta Waspada
Saat ini, sudah ada enam desa di Kabupaten Malang yang dikembangkan sebagai kawasan budi daya nila, yaitu:
- Desa Pandanajeng
- Desa Patokpicis
- Desa Bangelan
- Desa Sananrejo
- Desa Sumberngepoh
- Desa Sukoanyar
Pada 2025, pengembangan budi daya nila akan diperluas ke 10 kecamatan tambahan.
"Kami akan mengomunikasikan dengan anggota DPRD agar program pokok pikiran (pokir) bisa diarahkan ke sektor ini. Dengan begitu, setiap kecamatan yang memiliki sumber air memadai dapat dikembangkan sebagai pusat budi daya ikan nila," jelas Victor.
Untuk daerah yang memiliki sumber air terbatas, pemerintah akan menyediakan kolam bioflok sebagai alternatif budi daya nila.
Sistem bioflok memungkinkan ikan dibudidayakan dalam kolam buatan dengan sirkulasi air yang efisien, sehingga bisa tetap berkembang meskipun sumber airnya terbatas.
Keberhasilan budi daya nila sudah terlihat, salah satunya di Desa Sananrejo. Awalnya, desa ini hanya memiliki 5.000 meter persegi lahan perikanan nila, tetapi kini telah berkembang menjadi 1,5 hektare.
Berita Terkait
-
Invasi Ular di Malang! Puluhan Laporan Evakuasi dalam 2 Bulan, Warga Diminta Waspada
-
Sanusi-Lathifah Prioritaskan Program Makan Bergizi Gratis di 100 Hari Pertama
-
Sanusi-Lathifah Siap Dilantik, Tolak Pesta
-
Akses ke Gunung Bromo via Malang Sudah Dibuka Kembali
-
Tragis! Dua Bocah Tewas Tenggelam di Sungai Malang, Diduga Kakak Beradik
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Mau Gelar Acara? Ini Perkiraan Harga Sewa Sound Horeg di Malang dan Faktor Penentunya
-
Transformasi Digital BRI: Kartu Kredit Bisa Diajukan Online, Berikan Solusi Keuangan Adaptif
-
Setelah Ikut Pelatihan BRI, Usaha UMKM Kuliner Kurma Ini Makin Melejit
-
Surat Kepala Desa Minta Warga Hindari "Sound Horeg" Dan Minta Ngungsi
-
BRI Kucurkan Dana Segar Rp83,88 Triliun untuk UMKM: Sektor Ini Jadi Prioritas!