SuaraMalang.id - Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supiturang di Kota Malang dikeluhkan karena mengeluarkan bau menyengat tidak sedap.
Warga sekitar, seperti di Desa Jedong dan Pandanlandung, Kabupaten Malang mencium bau busuk tak sedap.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengaku telah menyelidiki asal usul bau. Dia menuturkan, bau tersebut berasal dari kandang ayam yang tidak jauh dari TPA Supiturang.
“Kami sudah melakukan identifikasi. Salah satu potensi bau ya tetangga sebelah (kandang ayam),” ujar Rahman dilansir dari TIMES Indonesia--partner Suara.com, Rabu (22/1/2025).
Baca Juga: Jakarta LaVani Puncaki Klasemen Putra Proliga 2025, Jakarta Popsivo Polwan Pimpin Grup Putri
Noer Rahman mengungkapkan, TPA Supiturang sebenarnya tidak mengeluarkan bau menyengat. Pihaknya menggandeng perusahaan untuk memproduksi bakteri yang dapat mengurangi bau dari sampah.
"Kami telah kerja sama dengan perusahaan untuk menghasilkan bakteri itu. Setiap hari kami tabur. Sekarang kita berada di TPA Supiturang, ada baunya tidak?,” katanya.
Saat ditanya apakah bau ayam bisa memunculkan lalat, Rahman mengaku belum melakukan kajian mengenai hal tersebut. "Saya belum punya kajiannya berkait dengan di mana bau itu. Menurut pemahaman saya kalau bau yang menyengat, pastilah lalat akan datang," katanya.
DLH Kota Malang sedang berkoordinasi dengan pemilik peternakan ayam. Rahman sedang mencari solusi terkait masalah tersebut.
“Kita lakukan upaya pendekatan, bagaimana bisa sama sama melakukan treatment dampak bau bisa teratasi,” katanya.
Baca Juga: Zulhas Kunjungi TPA Benowo: Saya Mendapatkan Jawaban Satu-satunya di Kota Surabaya
TPA Supit Urang mengolah sampah poslandfil dengan luas hampir 26 hektare. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah seiring meningkatnya volume sampah. Upaya mencari tempat lain juga tengah dipikirkan.
Karena itu pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran memilah dan mengelola sampah sejak awal.
"Pola pikir masyarakat harus berubah. Sehebat apapun inovasi dan improvisasinya, banyaknya anggaran, persoalan terbesar ada di hulu yakni perilaku masyarakat," katanya.
Berita Terkait
-
Adakah Sanksi Hukum Membakar Sampah Sembarangan? Ternyata Bisa Denda sampai Jutaan
-
Nana Mirdad Emosi Tetangga Bakar Sampah Dekat Pemukiman, Singgung Denda Miliaran Rupiah
-
Eks Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti: Ayo Kita Mulai dari Darat...
-
Pahlawan Tak Berjubah: Menghargai Jasa Tukang Sampah
-
Wow! SMA Negeri 1 Purwakarta Kunjungi Universitas Brawijaya di Malang
Terpopuler
- Dihina 'Jual Diri', Fitri Salhuteru Bongkar Aib Nikita Mirzani: Pernah Ditangkap di Hotel dengan Barang Bukti Kondom
- Pagar Laut Tangerang Diduga Dikuasai Aguan, Sindiran Pedas Rocky Gerung: Kalau Mau HGB, Izinnya ke Ikan
- Media Belanda: Patrick Kluivert Orang Belanda Terburuk Keempat Sepanjang Masa
- Mengintip 3 Koleksi Mobil Mayor Teddy Versi LHKPN, Kekayaannya Tembus Rp15 Miliar
- Ciut Lawan Denny Sumargo? Farhat Abbas Minta Maaf usai Kubu Agus Salim Ancam Penjarakan 10 Ribu Warga NTT
Pilihan
-
Gol Dramatis Jelang Bubaran, Borneo FC Kalahkan Kaya FC-Iloilo
-
Gabung Grup 'Neraka' di Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto: Mereka Tim-tim Juara
-
Saham PIK 2 Milik Aguan Terkena 'Abrasi' Pagar Laut, Anjlok Hampir 20 Persen
-
Saham Emiten Milik Aguan PANI Kebakaran Hari Ini, Gegara Pagar Laut Tangerang?
-
Resmi! Penampakan Jersey Baru Timnas Indonesia, Usung Nuansa Klasik dan Budaya Nusantara
Terkini
-
Incar Kemenangan Perdana, Ze Gomes Siapkan Taktik Khusus Lawan Persib
-
Bau Busuk TPA Supiturang, Ternyata Ini Biang Keroknya
-
Longsor di Malang, Tebing 30 Meter Longsor Timpa Rumah Warga
-
6 Orang Ditetapkan Tersangka Kasus Eksploitasi Anak di Pasar Gondanglegi Malang
-
Taklukkan Palembang Bank SumselBabel, Jakarta LaVani Tutup Manis Putaran Pertama Proliga 2025