SuaraMalang.id - Penanganan anak tidak sekolah (ATS) menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, jumlah ATS saat ini tercatat sebanyak 3.468 anak, menurun signifikan dari 5.534 anak pada tahun sebelumnya.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, menyebutkan bahwa persoalan ATS cukup kompleks dan banyak dipengaruhi oleh faktor sosial.
“Banyak anak putus sekolah karena sudah menikah atau bekerja. Dengan penghasilan yang mereka dapatkan, mereka merasa tidak perlu melanjutkan pendidikan. Rata-rata, mereka berhenti setelah lulus SMP dan tidak melanjutkan ke SMA,” jelas Suwarjana, Rabu (15/1/2025).
Menurut Suwarjana, alasan utama anak putus sekolah bukanlah kemiskinan atau kriminalitas, melainkan pilihan untuk menikah atau bekerja.
Baca Juga: 4 Restoran di Malang Diselidiki DPRD, Diduga Gelap Jadi Hiburan Malam
“Beberapa anak perempuan yang menikah tidak diizinkan suaminya untuk melanjutkan pendidikan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Ini salah satu tantangan yang harus dihadapi,” tambahnya.
Selain itu, data ATS yang kurang sinkron dengan kondisi lapangan juga menjadi kendala. Beberapa anak yang sudah tidak berada di wilayah Kota Malang masih tercatat sebagai ATS dalam data pusat.
Untuk mengatasi persoalan ATS, Disdikbud Kota Malang bekerja sama dengan instansi terkait, seperti Kementerian Agama (Kemenag) dan Cabang Dinas Pendidikan, untuk menjangkau anak-anak yang bersekolah di madrasah atau SMA.
“Kami juga mengerahkan tim untuk turun langsung ke kelurahan, mengidentifikasi dan mendata ATS yang belum terjangkau,” kata Suwarjana.
Meski tantangan cukup besar, Suwarjana optimis jumlah ATS di Kota Malang akan terus menurun hingga mencapai angka nol.
Baca Juga: Velodrome Malang Terbengkalai, DPRD Usul Gandeng Swasta
“Kami siap jemput bola, turun langsung ke masyarakat, dan memastikan anak-anak mendapatkan hak pendidikan mereka,” ujarnya.
Pemkot Malang mengajak semua pihak, termasuk keluarga dan masyarakat, untuk mendukung program ini. Dengan kolaborasi yang baik, Kota Malang berharap dapat mempertahankan predikat sebagai Kota Pendidikan dengan angka ATS yang semakin minim.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
UMK Malang Naik 6 Persen, Pj Wali Kota Ingatkan Perusahaan Tak Lakukan PHK
-
Pernikahan Dini: Mengancam Masa Depan Pendidikan dan Karier Anak Muda
-
Kehamilan Remaja: Bisakah Kita Berhenti Melihat Pernikahan Sebagai Solusi?
-
Marak Tren Pernikahan Dini di Media Sosial, Stop Romantisasi!
-
Dua Jurus Mendikdasmen Abdul Mu'ti Atasi Angka Putus Sekolah
Terpopuler
- Profil Irfan Bachdim: Eks Bomber Timnas Indonesia, Asisten Pelatih Patrick Kluivert
- Kritik Raffi Ahmad Dikawal Patwal Arogan, JJ Rizal Murka: Badut Entertaiment Naik Kelas, Republik jadi Sirkus Comberan
- Pengacara Vadel Badjideh Bawa Kabar Buruk Lagi dari Laura Meizani: Ada yang Tidak Beres
- Kesaksian Penghuni Safe House Soal Sifat Asli Laura Meizani, Disebut Kerap Bentak Orang Dewasa
- Ole Romeny: Kalau Tidak Bisa Cetak Gol....
Pilihan
-
MBG Samarinda: Terhalang Administrasi, Tapi Pemkot Optimistis Jalan
-
Fakta Unik Keraton Kilen Yogyakarta: Tempat Jokowi Bertemu Empat Mata dengan Sultan Hamengkubuwono X
-
Maka Motors Luncurkan Motor Listrik Cavalry: Bisa Ngecas Sambil Jalan, Tempuh 160 Km
-
Kronologi Kisruh Coretax: Fakta di Balik Sistem Pajak Sering Error dan Penjelasan DJP!
-
Heboh Alex Pastoor Analisa Laga Timnas Indonesia, Netizen: Ya Ampun Udah Kerja Aja
Terkini
-
Badai Cedera ACL! Dua Bek Andalan Arema FC Out Hingga Akhir Musim
-
Yusrinal: Bursa Transfer Paruh Musim Tak Semudah Awal Musim
-
Arema FC Rekrut Brandon Scheunemann, Solusi Darurat Sekaligus Jangka Panjang Lini Belakang
-
Tajamkan Taring! Arema FC Fokus Asah Finishing Jelang Lawan Borneo FC
-
Terjungkal! Arema FC Terlempar ke Posisi 9 Klasemen BRI Liga 1