SuaraMalang.id - Tampak depan, tidak ada yang istimewa dari rumah beralamat di Jalan Ranakah No 12 Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang itu. Hunian sederhana, bahkan cat pagar besi berwarna biru terlihat mulai memudar.
Sorot mata langsung tertuju pada selembar peta Indonesia yang terpampang di sudut teras rumah. Peta itu berisi informasi persebaran Harpa Mulut. Terpampang setiap jenis instrumen dan nama penyebutannya sesuai daerah asal.
Empu rumah, Sandyarto alias Bejo Sandy sedang mengamati beberapa bilah bambu yang tertata di bagian lain sudut teras. Sejurus kemudian, Pria dengan potongan rambut sanggul atas itu meraih pisau dan mulai meraut bambu berukuran sekitar 30 sentimeter.
Ia telaten mengolah bambu itu menjadi harpa mulut atau Rinding. Sebuah instrumen musik.
Proses pembuatan Rinding dirasa rampung, Bejo mulai memainkannya. Bunyi unik nan-khas tercipta saat menempelkan instrumen bambu itu pada bibir bagian depan. Kemudian menarik tali yang terikat pada ujungnya.
“Bunyi atau bentuk suara diatur rongga mulut,” ujarnya, Senin (28/10/2024).
Terkini, Ia telah menciptakan Rinding Malang dengan total 7 tangga nada. “Awalnya (menekuni kesenian Rinding) nada terbatas,” sambung pendiri Teater Celoteh ini.
Berkat kepiawaian membuat dan memainkan Rinding, kekinian Bejo cukup sering diundang dalam berbagai kegiatan. Seperti pertunjukan teater, mengiringi pembacaan puisi, dan prosa. Ada juga lokakarya, dan sosialisasi.
Dia juga diundang ritual budaya, seperti ruwatan, bersih desa, dan kesenian Bantengan. Bahkan terlibat dalam film pendek berjudul 'Nabastala Paling Mengerti'.
Baca Juga: Meresahkan, Pria Ini Tiba-tiba Keluarkan 'Anunya' di Depan Penjaga Lapak Pasar Besar Malang
“Mahasiswa, pelajar SD hingga SMP juga pernah berkunjung ke galeri untuk membuat dan main Rinding,” katanya.
Ia sangat bersyukur, lataran misi utama untuk membumikan Rinding kian terwujud. Niat itu muncul sekitar 10 tahun silam. Bermula dari kegelisahan dalam penggunaan musik sebagai pengiring pertunjukan teater.
“Jadi awalnya takut soal copyright hak cipta jika pakai musik orang lain. Kemudian mencari solusi, tapi yang tidak biasa. Teringat instrumen Karinding (instrumen musik dari bambu, khas Jawa Barat),” kenangnya.
Bejo memproduksi atau membuat Rinding mengutamakan prinsip daur ulang. Ia memanfaatkan bambu bekas baliho, hingga bekas konstruksi bangunan.
“Waktu ramai-ramainya pemilu, lumayan dapat banyak bambu untuk dimanfaatkan,” ujarnya.
Kekinian, Rinding buatannya telah banyak dikenal. Bahkan ada warga Belanda yang pernah membeli. “Dibelinya 200 dolar,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
DANA Kaget Spesial Malam Minggu: Rebutan Saldo Buat Ngopi Asyik Bareng Teman
-
USS 2025 Presented by BRImo Bakal Banjir Hadiah dan Cashback, Yuk Ikutan!
-
Weekend Ceria! Klaim DANA Kaget Hingga Rp 235 Ribu Sekarang
-
Ini Hasil Pengecekan Pertalite di Malang oleh Bahlil Lahadalia, Pertamina Diminta Tak Main-main
-
BRI Catat Laba Rp41,2 Triliun, Perkuat Peran Strategis Dukung Ekonomi Nasional dan UMKM