Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 30 Oktober 2024 | 21:26 WIB
Bejo Sandy menunjukkan Rinding Malang karyanya. [SuaraMalang/Aziz]

Namun, tujuan utamanya bukan ekonomi semata. Prioritasnya adalah pelestarian Rinding Malang. Setiap momentum sosialisasi, terutama kepada pelajar atau mahasiswa, Ia selalu membagikan Rinding secara cuma-cuma alias gratis.

Penguatan Literasi Rinding Malang

Perjumpaan dengan Angga Ridho Subangga, medio 2018, meneguhkannya untuk terus meneliti Rinding, khususnya khas Malang.

“Bersama Angga, kami bercita-cita untuk melakukan riset lebih dalam lagi dan mengarsipkan Rinding Malang,” katanya.

Baca Juga: Meresahkan, Pria Ini Tiba-tiba Keluarkan 'Anunya' di Depan Penjaga Lapak Pasar Besar Malang

Angga menuturkan, berkat konsistensi mengenalkan Rinding Malang, kini telah mampu berbaur di berbagai lini. Tidak hanya seni musik, sastra dan pertunjukan. Instrumen unik ini juga pernah terlibat di industri fashion.

“Pernah jadi aksesoris atau properti untuk sesi pemotretan model fashion,” ujarnya.

Angga tertarik untuk terlibat dan berkontribusi melestarikan Rinding Malang berawal saat masih aktif dalam komunitas program mengajar di daerah pelosok, sekitar 2015. Ia bertemu dengan Bejo Sandy yang diundang menjadi pengajar di kelas inspirasi tersebut.

“Setelah berdiskusi dengan mas Bejo, maka tercetus ide untuk menguatkan literasi tentang Rinding Malang,” katanya.

Penguatan literasi diawali dengan riset, yakni mencari dan menelusuri jejak Rinding di Malang. Beriringan itu, Bejo Sandy dan Angga sosialisasi dengan cara door to door. Mereka mendatangi rumah baca, komunitas sastra, sekolah hingga kelompok karang taruna.

Baca Juga: Pergoki Selingkuh, Suami di Malang Bacok Istri dan Pria Idaman Lain

Jerih payah mereka akhirnya terbayar, gagasan bertajuk Revitalisasi Rinding Malang terpilih sebagai penerima Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards, pada 2017.

Penghujung 2021, karya tulisnya berjudul Rinding Malang: Revitalisasi Musik Tradisional Malang Raya memenangi lomba karya tulis naskah budaya Kota Malang.

Bejo optimistis, misinya membumikan Rinding Malang terwujud. Termasuk agar instrumen itu diakui sebagai warisan budaya. Pada 2020, Rinding Malang telah masuk pencatatan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

“Ini semakin memotivasi kami untuk riset lebih dalam lagi Rinding Malang,” katanya.

Kontributor : Aziz Ramadani

Load More