Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 14 Oktober 2024 | 23:42 WIB
Suhu udara panas, matahari terik [pixabay]

SuaraMalang.id - Beberapa hari terakhir, warga Malang merasakan peningkatan suhu udara yang membuat kondisi terasa lebih gerah dan panas.

Hal ini disebabkan oleh intensnya pemanasan akibat musim kemarau yang sedang berlangsung. Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, Ahmad Lutfi, menjelaskan bahwa posisi matahari yang berada di sekitar garis equator serta sedikitnya tutupan awan menjadi faktor utama yang menyebabkan cuaca lebih panas.

"Posisi matahari saat ini berada di sekitar equator, dan perawanan masih sedikit karena periode musim kemarau," kata Lutfi, Senin (14/10/2024).

Menurut BMKG, suhu udara di wilayah Malang tercatat mencapai puncak 34,9 derajat Celsius di Karangploso, sementara di Kecamatan Karangkates, suhu udara bahkan menyentuh angka 35,7 derajat Celsius.

Baca Juga: Ribuan Pasukan Pengawas Dikerahkan, Pilkada 2024 Malang Raya Dijamin Ketat

Faktor ketinggian juga berpengaruh, di mana daerah dataran tinggi terasa lebih sejuk dibandingkan daerah dataran rendah atau pantai.

Selain itu, Malang baru saja mengalami fenomena kulminasi utama atau yang dikenal dengan "hari tanpa bayangan" pada Minggu (13/10/2024), tepat pada pukul 11:15 WIB.

Fenomena ini terjadi ketika matahari berada di posisi paling tinggi di langit, sehingga bayangan benda tegak tampak menghilang.

Lutfi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap cuaca panas ekstrem dengan beberapa langkah antisipasi, seperti menghindari dehidrasi dengan minum cukup air, menghindari paparan sinar matahari langsung, menggunakan tabir surya, dan bijak dalam menggunakan air bersih.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari tindakan yang bisa memicu kebakaran, seperti membakar sampah di lahan kering atau membuang puntung rokok sembarangan. Kondisi cuaca yang panas dan kering berpotensi meningkatkan risiko kebakaran lahan.

Baca Juga: Krisis Keteladanan Pemimpin: Warga Malang Tuntut Figur Berintegritas

"Kami mengimbau warga untuk tidak membakar sampah di lahan kosong dan berhati-hati dengan puntung rokok. Pastikan lingkungan sekitar tetap aman agar tidak terjadi kebakaran," ujar Prayitno.

Selain itu, Prayitno juga meminta seluruh warga, terutama yang tergabung dalam program Kelurahan Tangguh, untuk terus memantau kondisi cuaca dan melaporkan situasi di wilayah mereka.

Meski cuaca sedang panas, perubahan cuaca yang tidak menentu di musim peralihan (pancaroba) juga harus diwaspadai karena bisa datang hujan dengan intensitas beragam.

"Meski sedang panas, kita tetap harus waspada karena hujan bisa datang kapan saja. Unit *Early Warning System* (EWS) disiagakan, dan kami terus meminta warga di kawasan rawan bencana untuk memantau kondisi di wilayahnya," tutup Prayitno.

Dengan langkah-langkah antisipasi ini, diharapkan warga Malang dapat menghadapi musim panas dengan lebih siap dan tetap menjaga keamanan lingkungan masing-masing.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More