Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 04 September 2024 | 18:19 WIB
Ilustrasi sekolah, serba-serbi jurusan IPA IPS dihapus (freepik)

SuaraMalang.id - Pendidikan di Kota Malang tengah disorot. Pasalnya, sejumlah sekolah rusak. Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat sedikitnya 58 sekolah perlu perbaikan.

Sebenarnya, jika ditelusuri seksama, ada sebanyak 1.820 sekolah jenjang SD dan SMP yang rusak. Rinciannya, 1.121 di SD dan 699 SMP. 

Untuk sekolah SD, sebanyak 996 ruangan rusak ringan, 70 rusak sedang, dan 55 rusak berat. Sedangkan SMP, 697 ruangan mengalami rusak ringan dan dua ruang rusak berat.

Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana menyebut butuh anggaran hingga miliaran rupiah untuk memperbaiki sekolah tersebut. Perbaikan SD diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp25 miliar. Sementara itu, SMP kurang lebih Rp7 miliar untuk perbaikan.

Baca Juga: Viral Pencurian Modus Pecah Kaca Mobil di Malang, Pelaku Beraksi Saat Siang Bolong

Suwarjana mengaku telah menyiapkan sejumlah skema untuk memperbaiki sekolah yang rusak, yakni jangka pendek dan panjang.

Perbaikan jangka pendek dilakukan tahun 2024 dengan mengandalkan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR) dengan skala prioritas. "Skala prioritas nanti dicarikan dari CSR oleh pak Pj Wali Kota Malang, itu yang jangka pendek tahun 2024 ini," kata Suwarjana dikutip dari Ketik.co.id--partner Suara.com, Rabu (4/9/2024).

Pada 2024 dilakukan perbaikan terhadap 10 sekolah dengan beberapa kerusakan, seperti atap, struktur bangunan, kusen, dan lainnya.

Kemudian jangka panjang dilakukan pada 2025 dengan dana dari CSR, APBD Kota Malang, hingga Dana Alokasi Khusus.

"Ini sedang diskalakan, jadi kita rekap. Kalau kemarin kan kita sekalian 58 itu tapi permintaan Pak Pj untuk paparan di hadapan CSR itu kita skala prioritaskan," katanya.

Baca Juga: 3 Bocah Curi Kotak Amal Masjid di Lowokwaru Malang, Alasannya Bikin Geleng-geleng Kepala

"Nanti mudah-mudahan terbackup semuanya. Kita berharap juga dari CSR karena kan anggarannya besar. Tidak full dari CSR, bisa dari DAK, atau APBD yang sedang-sedang saja," imbuhnya.

Load More