SuaraMalang.id - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sedang mengalami penurunan suhu udara yang ekstrem, menyebabkan munculnya fenomena embun es atau embun upas.
Fenomena alam yang menyerupai salju ini terjadi akibat suhu udara yang turun drastis di kawasan ini, khususnya saat memasuki musim kemarau.
Septi Eka Wardhani, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, menjelaskan, "Embun upas ini muncul karena angin munson timur yang berembus dari Benua Australia menyebabkan udara di TNBTS menjadi sangat dingin, khususnya pada pagi hari sebelum matahari terbit sempurna dengan suhu antara 5 sampai 9 derajat celcius."
Fenomena ini biasanya hanya terjadi saat puncak musim kemarau yang menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung pada Juli dan Agustus tahun ini.
Baca Juga: Bukan Tornado! Ini Penjelasan Ilmiah Dibalik Pusaran Angin Dahsyat di Lautan Pasir Bromo
Embun upas ini memberikan pemandangan yang eksotis di kawasan lautan pasir Gunung Bromo, menambah daya tarik bagi pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan alam yang unik ini.
Oleh karena kondisi cuaca yang ekstrem, Septi juga mengimbau para pengunjung untuk mempersiapkan pakaian yang memadai.
"Pengunjung disarankan untuk menggunakan pakaian dan jaket tebal, sarung tangan, kupluk, atau kerpus untuk menghindari hipotermia," ujar Septi.
Selain itu, pengunjung dengan kondisi kesehatan tertentu seperti asma harus mempersiapkan diri dengan lebih matang untuk menjaga kesehatan selama berkunjung ke TNBTS.
BMKG juga telah mengimbau kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk mempersiapkan rencana antisipasi menghadapi dampak musim kemarau, termasuk risiko bencana kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan serta kekurangan sumber air di beberapa wilayah.
Baca Juga: Akal Bulus Pria Pasuruan Rupadaksa Wanita Asal Malang, Ajak ke Bromo Tak Tahunya Belok ke Kebun
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Alat Pendeteksi Gempa dan Tsunami di Sidrap Dicuri, BMKG: Sudah 4 Kali!
-
Efisiensi Anggaran Prabowo, BMKG Jamin Alat Pemantau Gempa Bumi dan Tsunami Tak Terdampak
-
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, BMKG: Masyarakat Diminta Waspada
-
Pemotongan Anggaran BMKG: Deteksi Dini Gempa Bumi dan Tsunami Terancam?
-
Istana Bantah Anggaran BMKG Kena Pangkas 50 Persen Buntut Efisiensi: Tidak Benar
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Kanjuruhan Butuh Sofa dan Kasur Darurat, Demi Skor Kelayakan BRI Liga 1
-
Target Pajak Parkir Kabupaten Malang Naik Jadi Rp1,58 Miliar di 2025
-
Miris! Tekanan Ortu dan Weton Picu Lonjakan Pernikahan Dini di Malang
-
Dugaan Korupsi Dana Ketahanan Pangan Guncang Desa Karangwidoro, Mantan Kasun Terlibat?
-
Bupati Malang Sanusi Serius Kembangkan Kabupaten Nila