Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 18 Maret 2024 | 19:09 WIB
Alun-alun Kota Malang. [SuaraMalang.id/Bob Bimantara Leander]

Bahasa walikan, kebanggaan Arek Malang, memiliki sejarah panjang sebagai alat komunikasi rahasia saat zaman penjajahan.

Meskipun sekarang menjadi populer di kalangan anak muda di berbagai daerah, bahasa walikan Malang tetap unik dengan aturannya yang tidak kaku.

Jancok: Kata Mutiara Bersejarah

Kata "jancok", sering diasosiasikan dengan Arek Malang, memiliki sejarah panjang yang berasal dari era penjajahan Jepang.

Baca Juga: Kasus DBD Meningkat Tajam di Kota Malang, Sejumlah RS Overkapasitas Pasien

Ini menunjukkan bagaimana bahasa dan ungkapan dapat mengalami evolusi seiring waktu sambil tetap mempertahankan makna mendalam.

Dialek Khas: Tanda Identitas Arek Malang

Dialek khas Arek Malang, terutama penggunaan akhiran "a?" pada pertanyaan, menjadi ciri khas yang membedakan mereka saat berada di luar kota. Ini menunjukkan pentingnya bahasa dalam membentuk identitas kelompok.

Mokel: Tradisi Puasa dengan Sentuhan Humor

Istilah "mokel", yang berarti membatalkan puasa secara diam-diam, mencerminkan sisi humor dan kemanusiaan dalam menjalankan ibadah puasa di kalangan Arek Malang.

Baca Juga: Penjualan Meningkat, Warga Malang Selektif Tidak Beli Kurma Israel

Kekayaan istilah lokal Arek Malang bukan hanya soal bahasa, tetapi juga cerminan dari budaya, sejarah, dan tradisi yang unik dan kaya.

Ini menunjukkan bagaimana identitas lokal dapat bertahan dan berkembang seiring waktu, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Malang.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More