Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 17 Februari 2024 | 15:36 WIB
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan pernyataan terakhir saat debat Capres-Cawapres kelima di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (4/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraMalang.id - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, mengungkapkan keheranannya terhadap perolehan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang tidak mencapai lebih dari 50 persen di Solo, Jawa Tengah, dalam Pemilu 2024.

Kejutan ini muncul terutama karena perolehan suara untuk pemilihan legislatif PDIP di kota yang sama sudah melampaui angka 50 persen, sedangkan di Boyolali bahkan mencapai di atas 60 persen.

Dalam konferensi pers yang diadakan di Media Center Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, pada Jumat (16/2/2024), Aria Bima menyampaikan kebingungan atas fenomena yang ia sebut sebagai "anomali" tersebut.

Ia menekankan bahwa perbedaan signifikan dalam perolehan suara antara Pileg PDIP dan paslon presiden-wakil presiden nomor urut 30 ini menimbulkan pertanyaan besar tentang dinamika pemilu yang terjadi.

Baca Juga: PDIP: Kalau Caranya Begini, Tak Usah Ada Lagi Pemilu dan Pilpres

"Saya tidak mengerti, kenapa di Solo, tempat yang kita anggap sebagai basis kuat, Pak Ganjar tidak bisa mendapatkan suara lebih dari 50 persen," tutur Aria Bima, yang juga berperan sebagai Ketua Tim Penjadwalan TPN Ganjar-Mahfud.

Ia menambahkan bahwa situasi serupa juga terjadi di Bali, yang merupakan salah satu basis PDIP. Prediksi sebelumnya yang menunjukkan kemenangan Ganjar-Mahfud dengan angka 70 persen di Bali ternyata jauh dari kenyataan.

Kekagetan ini bertambah ketika Aria menyadari bahwa tidak ada satu pun kabupaten di Bali yang dapat dimenangkan oleh Ganjar Pranowo, meskipun survei-seurvei sebelumnya menunjukkan angka yang sangat optimis.

"Ini pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab," kata Aria Bima, mengajak semua pihak untuk mencari penjelasan atas fenomena tersebut.

Situasi ini mengundang diskusi lebih lanjut mengenai strategi kampanye dan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi perolehan suara di kedua daerah tersebut, serta implikasinya terhadap strategi politik PDIP dan koalisinya ke depan.

Baca Juga: Mahfud MD Jelaskan Pernyataan soal 'Pihak yang Kalah Selalu Bilang Pemilu Curang'

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More