Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 16 Februari 2024 | 21:26 WIB
Simpatisan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengikuti kirab kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). [ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha].

SuaraMalang.id - Hasil hitung cepat atau quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah hampir rampung dengan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, nomor urut 02, unggul dari dua kandidat lainnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Berdasarkan hasil ini, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, memprediksi terbentuknya format pemerintahan yang seimbang antara eksekutif dan legislatif di Indonesia.

Dalam keterangan persnya, Qodari menilai bahwa PDI Perjuangan (PDIP) akan keluar sebagai pemenang dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 dan menjadi dominan di parlemen.

Ini mengindikasikan potensi komposisi peta politik yang ideal dengan presiden dari Partai Gerindra dan pemenang legislatif dari PDIP.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran atas Kemenangan Versi Quick Count Pilpres 2024

"Komposisi ini sudah sangat-sangat ideal, dimana kita bisa melihat presiden dari Gerindra dan kemungkinan besar PDI Perjuangan akan menjadi pemenang legislatif," ujar Qodari.

Menurut Qodari, dinamika hasil Pemilu 2024 ini menciptakan 'divided government' di mana legislatif dan eksekutif dikuasai oleh partai yang berbeda, yang berpotensi menguatkan kontrol politik atas pemerintah.

"Dalam divided government, kontrol politik berpotensi menjadi lebih kuat karena pemenang eksekutif dan legislatif itu berbeda," kata Qodari.

Qodari juga menyinggung tentang kemungkinan konstelasi politik dimana presiden dari Gerindra dan Ketua DPR RI bisa jadi dari PDIP atau Golkar, menunjuk kepada Puan Maharani atau Airlangga Hartarto sebagai contoh.

"Ini peluangnya bisa presiden dari Gerindra, ketua DPR RI dari PDI Perjuangan, atau Golkar," tambahnya.

Baca Juga: Ancang-Ancang 01 dan 03 Kolaborasi, Gugat Kecurangan Pilpres 2024

Lebih lanjut, Qodari menjelaskan bahwa perbedaan kepemimpinan antara eksekutif dan legislatif akan menciptakan pemerintahan demokratis yang ideal melalui mekanisme check and balance.

"Ini komposisi yang ideal karena akan terjadi mekanisme check and balance karena eksekutif dan legislatif dimenangkan atau dikepalai oleh partai yang berbeda," jelasnya.

Qodari juga memprediksi bahwa PDIP, di bawah kepemimpinan Megawati, mungkin akan memilih untuk menjadi oposisi murni jika menjadi dominan di legislatif, mengulangi sejarah periode 2004 hingga 2014.

"Boleh jadi PDIP akan menjadi oposisi murni, dimana ketua DPR dari PDIP dan PDIP tidak punya kursi di kementerian," pungkasnya.

Hasil Pemilu 2024 ini menandai momen penting dalam dinamika politik Indonesia, dengan potensi terciptanya pemerintahan yang seimbang dan demokratis melalui interaksi antara partai-partai politik yang berkuasa.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More