Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Sabtu, 16 Desember 2023 | 14:24 WIB
Gedung Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang. [SuaraMalang/Aziz]

SuaraMalang.id - Kematian tragis seorang gadis berinisial LST di lantai 4 gedung Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya pada Kamis, 14 Desember, telah menarik perhatian dan keprihatinan dari berbagai pihak.

LST, yang berencana untuk kembali kuliah tahun depan, telah mendaftar di Binus University dan telah membayar sebagian biaya pendaftaran berkat beasiswa.

Listyani, kakak kandung ibu LST, berbagi bahwa LST sempat kuliah di Prodi Matematika Universitas Brawijaya pada 2018 namun mengundurkan diri pada 2019.

Listyani, yang cukup dekat dengan keponakannya dan sering berkunjung ke rumahnya, mengingat LST sebagai orang yang pendiam tapi berprestasi dan rajin beribadah.

Baca Juga: Wasiat Wanita yang Bunuh Diri di UB Bikin Heboh, Cek Fakta Sebenarnya

Sebelum kejadian, LST telah berpamitan kepada ibunya untuk bekerja di usaha milik kerabat ayahnya di belakang Pasar Blimbing.

Sulistoyo, Ketua RT di Desa Kepuharjo, tempat LST tinggal dengan ibu dan tiga saudaranya setelah kematian ayahnya, juga menyampaikan keterkejutannya atas kejadian tersebut.

Menurutnya, LST adalah gadis yang jarang keluar rumah dan pendiam. LST sangat terpukul dengan kematian ayahnya dan memutuskan untuk bekerja membantu keuangan keluarga.

Rencana pemakaman LST telah diatur untuk hari Minggu, 17 Desember, di Sentong, Kecamatan Lawang, tempat ayahnya dimakamkan.

Tetangga LST mengenangnya sebagai gadis yang cantik, pintar, dan cerdas sejak kecil. Namun, belum ada konfirmasi resmi mengenai penyebab kematian atau alasan LST memilih gedung Filkom untuk mengakhiri hidupnya.

Baca Juga: Perempuan Tewas Jatuh dari Lantai 12 Gedung Fikom, Ini Penjelasan Rektorat Unbraw

Polisi dan tim medis yang melakukan pemeriksaan menemukan bekas luka sayatan di pergelangan tangan kiri LST, tetapi luka tersebut sudah sembuh.

Kapolsek Lowokwaru, AKP Anton Widodo, mengkonfirmasi bahwa LST telah mencoba bunuh diri dua kali sebelumnya dan memastikan bahwa dia naik ke lantai 12 gedung Filkom dengan menggunakan lift dan tangga.

Tidak ada bercak darah di lokasi atau temuan surat yang mengindikasikan beban akademik sebagai alasan bunuh diri, menurut Anton.

Kasus ini masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian, dan terdapat saran untuk evaluasi keamanan gedung-gedung tinggi untuk mencegah upaya bunuh diri di masa depan.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More