SuaraMalang.id - Seorang pria berinisial S berusia 55 tahun membacok K, tetangganya sendiri, warga Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Gara-garanya, pelaku menaruh curiga korban telah menyantet istrinya.
Wakapolres Malang Kompol Wisnu S Kuncoro mengatakan, tersangka melakukan pembunuhan berencana didasari dendam yang berlarut terhadap korban sejak istrinya meninggal.
Diketahui, istri korban tersebut meninggal dunia pada 2015 usai menderita sakit selama tiga bulan.
"Ini merupakan dendam yang berlarut-larut. Pada 2015, istri tersangka meninggal dunia dan ia berasumsi bahwa tetangga depan rumah atau korban melakukan praktik santet," kata Wisnu dikutip dari Antara, Jumat (20/10/2023).
Baca Juga: 18 JNE Terdekat Kota Malang, Lengkap dengan Nomor Telepon dan Google Maps
Pelaku menganggap korban yang merupakan ketua rukun tetangga (RT) dan juga ustad tersebut memiliki ilmu santet. S menuding K telah menyantet istrinya.
Wisnu mengungkapkan, pelaku kemudian merencanakan membunuh korban. Aksinya tersebut dilancarkan saat ada orkes di Desa Ganjaran.
Tersangka kemudian menyiapkan senjata tajam berupa sabit dan menunggu korban di depan rumahnya sejak pukul 19.00 WIB.
"Masyarakat banyak berkumpul di lokasi kegiatan acara tersebut. Pelaku menunggu hingga pukul 21.45 WIB. Korban yang akan masuk rumah, dihampiri oleh pelaku," katanya.
Melihat korban datang, pelaku lalu menyabetkan sabit yang telah dibawanya. Tak puas, tersangka pulang ke rumah untuk mengambil sabit yang lain.
Baca Juga: Drama Yosep dan Mimin Tersangka Pembunuhan Ibu-Anak di Subang: Akting Nangis sampai Sumpah Al-Quran
"Pelaku kembali ke rumah untuk mengambil sabit yang tajam dan terjadilah pembacokan lagi di lokasi kedua dan dinyatakan bahwa di lokasi kedua tersebut korban meninggal dunia. Jarak dari lokasi pertama dan kedua kurang lebih 200 meter," katanya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang AKP Wahyu Rizki Saputro menambahkan, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan ditemukan luka di 32 titik pada korban. "Ada 32 luka di hampir seluruh bagian tubuh. Dari 32 luka tersebut, enam luka yang berakibat fatal dan 26 luka lainnya di seluruh tubuh," katanya.
Tersangka pun terancam pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara selama-lamanya 20 tahun.
Berita Terkait
-
Fakta Baru! ABG 14 Tahun Pembunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus Ternyata Suka Video Lucu, Isi Ponsel Tak Aneh-aneh
-
Masih Jadi Perdebatan, Begini Ceramah Gus Baha soal Santet dan Sihir
-
Kisah Pencuri Kirim Surat kepada Polisi dalam Buku Persaingan Sang Dukun
-
Pantai Batu Bengkung, Serpihan Surga di Malang Selatan!
-
Sadis! Polisi di Bogor Bunuh Ibu Kandung, Kepalanya Berkali-kali Dihajar Pakai Tabung Gas 3 Kg
Terpopuler
- Siapa Pelat RI 26? Mobil Menteri Full Pengawalan Resahkan Warga: Berisik Banget
- Marselino Ferdinan Tinggalkan Oxford United, Pelatih: Dia Tidak akan Kembali...
- Farhat Abbas Bakal Lapor KPK, Ketakutan Denny Sumargo Terbukti
- Senyum-senyum, Reaksi Anggota TNI Dengar Pidato Gibran Tuai Sorotan: Jadi Ikut Ketawa..
- Kisruh Uang Donasi Tak Kunjung Rampung, Hotman Paris Sentil Agus Salim: Harusnya dari Awal...
Pilihan
-
Bojan Hodak Pusing Jelang Laga Hidup Mati Persib Bandung vs Zhejiang FC, Ini Penyebabnya
-
Antara Lo, Gue, dan Medok: Humor di Balik Bahasa Jawakarta
-
Pemprov Kaltim Susun RPKD untuk Tekan Angka Kemiskinan Hingga Nol Persen
-
Harga Mati! Prabowo Todong Apple Investasi Rp15 Triliun
-
APBD Rp 25 Triliun, Bisakah Kaltim Wujudkan Program Makan Gratis Berkualitas di Era Rudy-Seno?
Terkini
-
Longsor di Jalur Piket Nol Malang-Lumajang, Bongkahan Batu Besar Tutupi Jalan
-
Penampakan Pantai Wonogoro Malang Terbaru, Porak-poranda Usai Dihantam Banjir
-
Pilwali Kota Malang: Wahyu Hidayat-Ali Mutohirin Terbanyak, Segini Raihan Suaranya
-
Misi Sulit Singo Edan! 8 Pemain Absen, Arema Tantang Benteng Kokoh Persita
-
Pertahanan Baja Persita vs Taktik Rahasia Arema: Duel Sengit di Soepriadi