Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 17 September 2023 | 19:33 WIB
Potret Eva Manurung dan Inara Rusli. [Istimewa]

SuaraMalang.id - Sorotan publik kembali terarah pada Inara Rusli terkait momen pertemuannya dengan Eva Manurung, ibunda dari Virgoun, dalam sidang di Pengadilan Agama Jakarta Barat baru-baru ini.

Meski terdapat konflik dengan keluarga Virgoun, Inara Rusli menunjukkan tanda hormat dengan mencium tangan Eva Manurung saat bertemu di pengadilan, sebuah gestur yang segera menarik perhatian banyak orang.

Namun, Eva Manurung tampaknya tidak terkesan dengan tindakan Inara tersebut. Menurutnya, gestur Inara hanyalah bagian dari upaya pencitraan.

"Kalau saya biasa aja, sesungguhnya, yang saya lihat yang lalu, dia sama mamanya gini-gini (nggak baik). Jadi nggak usah pencitraan, kalau itu betul-betul dari hati ya terima kasih," ujar Eva Manurung, dikutip hari Minggu (17/9/2023).

Baca Juga: Biodata dan Agama Eva Manurung: Ibu Virgoun yang Serang Inara Rusli

Eva juga menambahkan, bahwa jika Inara benar-benar menghargainya sebagai seorang ibu, maka ia harus terbuka menerima nasehat yang diberikan.

"Nasehat itu adalah pelita kakimu di kemudian hari, supaya kau nggak salah melangkah," kata Eva, menawarkan perspektif dan nasihat berharga berdasarkan pengalaman.

Sementara itu, Febby Carol, kakak dari Virgoun, memiliki pandangan yang lebih netral terhadap situasi tersebut.

Menurutnya, interaksi tersebut adalah sesuatu yang wajar, mengingat bahwa Inara pernah menjadi bagian dari keluarga mereka.

"Saya nggak bilang pencitraan, jadi gini namanya kita bertemu di satu ruangan kecil. Kalau dia tegur ya akan kita tegur. Biasa aja lah," kata Febby, menambahkan bahwa menjaga sikap yang bijaksana dalam menghadapi satu sama lain adalah hal yang penting.

Baca Juga: Jejak Digital Jadi Alasan Virgoun Ogah Klarifikasi Tudingan KDRT

Momen ini menjadi pusat perhatian publik, memicu diskusi mengenai apakah gestur Inara merupakan tanda hormat sejati atau hanya sekedar pencitraan belaka.

Situasi ini juga membuka ruang untuk refleksi mengenai pentingnya empati dan pengertian, bahkan di tengah konflik keluarga.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More