SuaraMalang.id - Warga Kota Batu pasti tidak asing dengan Jalan Abdul Gani. Nama jalan tersebut diambil dari sosok pahlawan yang gugur dalam peperangan mempertahankan kemerdekaan.
Abdul Gani merupakan salah satu pimpinan Barisan Berani Mati yang ditakuti Belanda. Bersama dengan 5 pejuang lainnya, yakni Ba'i Murdoyo dan Daim dari Ngaglik, Lono dari Gunungsari, Pardani dan Fakih dari Sidomulyo memiliki misi mencuri senjata di markas Belanda.
Aksi-aksi mereka cukup merepotkan Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaan.
"Beliau (Abdul Gani) salah satu pemimpin Barisan Berani Mati yang gugur di medan pertempuran. Beliau dikenal orang yang kebal," ujar Bendahara Dewan Pimpinan Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Batu, Sertu Pelaut (Purn) Kabul Erfianto dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com.
Baca Juga: 12 Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan asal Sumut, Ini Sosoknya
Menurut cerita, usai ditangkap Belanda, Abdul Gani diikat kemudian diseret menggunakan truk dari kawedanan (sekarang Plaza Batu) sampai SMOA (Sekarang SMP 2 Jalan Bromo). Konon, pejuang asli Ngaglik yang kebal senjata tersebut tidak mengalami cidera sama sekali.
Belanda kemudian melindas Abdul Gani dengan tank hingga meninggal dunia. "Karena keteguhan Abdul Gani untuk membela Indonesia, kemudian Belanda memberikan penghormatan pemakaman secara militer," kata Kabul.
Kota Batu pernah dibumi hangus saat Agresi Militer II pada Juli 1947. Para pejuang membakar bangunan-bangunan besar agar tidak digunakan sebagai markas.
Tak hanya itu, perlawanan juga dilakukan para pejuang. Baku tembak terjadi di perbatasan Batu sebelah Utara.
Belanda saat itu masuk ke Kota Batu melalui jalur utara, yakni dari Mojokerto melalui Pacet dan masuk lewat Karangploso, Kabupaten Malang.
Berdasarkan catatan DPC LVRI Kota Batu, perang Agresi Militer II telah menggugurkan belasan pejuang kemerdekaan. Di Desa Sumberbrantas sejumlah gugur pasukan berani mati.
Kemudian di Desa Junggo pejuang Kaihena gugur dan di Sidomulyo gugur anggota Gerilyawan Harnoto dan Rusman.
"Di Kletek Temas ada 6 orang yang gugur, sedangkan di Gunung Pucung juga ada enam Korban yang gugur," jelas Kabul.
Berita Terkait
-
Kisah Perjuangan Koh Dennis Lim dan Istri Menanti Kehamilan: 5 Tahun Berusaha Kini Akhirnya Mengandung Anak Kembar
-
Penulisan Sejarah Indonesia Masih Terlalu Maskulin, Pahlawan Perempuan Dinilai Masih Terpinggirkan
-
Terseret Kasus Korupsi Ayahnya, Thariq Nekat Mangkir Panggilan KPK
-
Refleksi Hari Pahlawan: Ketika Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Kian Sekarat
-
Profil Margono Djojohadikoesoemo: Kakek Prabowo Dicalonkan Jadi Pahlawan Nasional
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Pernyataan Penuh Arti: Mas Gum Sampaikan Maaf di Debat Terakhir, Apa Maksudnya?
-
Kris Dayanti-Kresna Dewanata Tawarkan Program Pembangunan Hijau
-
Firhando Gumelar-Rudi Sampaikan 4 Jurus Jitu Selesaikan Masalah di Kota Batu
-
Pengangguran Jadi Masalah di Kota Batu, Cawali Nurochman Siapkan Strategi Khusus
-
Firhando Gumelar Bertemu Tokoh Katolik Kota Batu: Kami Ingin Jadi Wali Kota Semua Umat Beragama