Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Kamis, 17 Agustus 2023 | 10:35 WIB
Deretan Makan Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Suropati Kota Batu. [Sholeh/ketik.co.id]

SuaraMalang.id - Warga Kota Batu pasti tidak asing dengan Jalan Abdul Gani. Nama jalan tersebut diambil dari sosok pahlawan yang gugur dalam peperangan mempertahankan kemerdekaan.

Abdul Gani merupakan salah satu pimpinan Barisan Berani Mati yang ditakuti Belanda. Bersama dengan 5 pejuang lainnya, yakni Ba'i Murdoyo dan Daim dari Ngaglik, Lono dari Gunungsari, Pardani dan Fakih dari Sidomulyo memiliki misi mencuri senjata di markas Belanda.

Aksi-aksi mereka cukup merepotkan Belanda yang ingin kembali menduduki Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaan.

"Beliau (Abdul Gani) salah satu pemimpin Barisan Berani Mati yang gugur di medan pertempuran. Beliau dikenal orang yang kebal," ujar Bendahara Dewan Pimpinan Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Batu, Sertu Pelaut (Purn) Kabul Erfianto dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com.

Baca Juga: 12 Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan asal Sumut, Ini Sosoknya

Menurut cerita, usai ditangkap Belanda, Abdul Gani diikat kemudian diseret menggunakan truk dari kawedanan (sekarang Plaza Batu) sampai SMOA (Sekarang SMP 2 Jalan Bromo). Konon, pejuang asli Ngaglik yang kebal senjata tersebut tidak mengalami cidera sama sekali.

Belanda kemudian melindas Abdul Gani dengan tank hingga meninggal dunia. "Karena keteguhan Abdul Gani untuk membela Indonesia, kemudian Belanda memberikan penghormatan pemakaman secara militer," kata Kabul.

Kota Batu pernah dibumi hangus saat Agresi Militer II pada Juli 1947. Para pejuang membakar bangunan-bangunan besar agar tidak digunakan sebagai markas.

Tak hanya itu, perlawanan juga dilakukan para pejuang. Baku tembak terjadi di perbatasan Batu sebelah Utara.

Belanda saat itu masuk ke Kota Batu melalui jalur utara, yakni dari Mojokerto melalui Pacet dan masuk lewat Karangploso, Kabupaten Malang.

Baca Juga: Secuil Kisah Perjuangan KH. Soleh Iskandar di Tempat Kelahiran, Doktrin Perjuangan Hingga Strategi Perang

Berdasarkan catatan DPC LVRI Kota Batu, perang Agresi Militer II telah menggugurkan belasan pejuang kemerdekaan. Di Desa Sumberbrantas sejumlah gugur pasukan berani mati.

Kemudian di Desa Junggo pejuang Kaihena gugur dan di Sidomulyo gugur anggota Gerilyawan Harnoto dan Rusman.

"Di Kletek Temas ada 6 orang yang gugur, sedangkan di Gunung Pucung juga ada enam Korban yang gugur," jelas Kabul.

Load More