Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 15 Agustus 2023 | 07:30 WIB
Pak Midun saat sampai di depan gerbang Stadion GBK, Jakarta. [TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Miftahuddin Ramil alias Pak Midun akhirnya sampai di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (14/8/2023). Lebih cepat dari jadwal sebelumnya 16 Agustus 2023.

Pak Midun bersepeda menuju ke Stadion GBK untuk membawa misi memperjuangkan keadilan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

Setelah menempuh perjalanan 11 hari, pria asal Kota Batu tersebut akhirnya sampai juga di Stadion GBK. Hanya saja, dia tidak bisa masuk.

Petugas keamanan tidak mengizinkan Pak Midun untuk masuk ke dalam Stadion GBK. "Ini pusatnya untuk olahraga ya, saya sudah sampai sini, ternyata mereka tidak memperbolehkan saya untuk masuk," ujar Pak Midun dikutip dari Times Indonesia-jaringan Suara.com, Senin (14/8/2023).

Baca Juga: Viral Genting Rumah Warga di Malang Rontok Gegara Suara Karnaval Sound System: Kelakuannya Siapa Lagi

Dia sebenarnya sempat bernegoisasi dengan pihak keamanan. Diperbolehkan masuk, namun tanpa sepeda dan keranda yang dibawa dari Malang.

Pria 53 tahun tersebut tidak mau. Sebab, tujuan dia ke Jakarta, yakni apa yang dibawa bukan dirinya.

Tangisnya pecah melihat kenyataan tidak bisa masuk Stadion GBK. Orang-orang yang mendampinginya hanya bisa memeluk dan menepuk pundak Pak Midun.

"Pintu ini kuat, gak bisa dimasuki, gak seperti pintu stadion lainnya," katanya.

"Kalau saya suruh masuk sendiri ngapain, yang penting itu ya sepedanya," imbuhnya.

Baca Juga: Pemkot Malang akan Tanggung Gaji Guru, Sekolah SD dan SMP Swasta Bisa Digratiskan

Kendati demikian, Pak Midun tidak mau menyalahkan petugas keamanan. "Saya pikir itu bukan kehendak mereka sendiri, saya yakin. Bukan kehendak petugas yang ada disitu," katanya.

Dia pun meminta maaf kepada seluruh suporter, keluarga korban Kanjuruhan, dan juga Arek-Arek Malang tak bisa sampai di titik finish, yakni area dalam Stadion GBK.

"Saya minta maaf kepada semuanya dan maturnuwun (terima kasih) kepada semuanya, keluarga korban, arek-arek Malang, suporter seluruh Indonesia yang sudah mendoakan saya. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya, meski hanya sampai depan gerbang saja," tuturnya.

Pak Midun memutuskan untuk kembali ke Bulungan, tempat peristirahatan terakhirnya untuk mengatur bagaimana langkah ke depan setelah tak diperbolehkan masuk ke GBK.

"Saya bukan siapa-siapa, saya gak punya apa-apa. Yang hebat mereka, kalian semua yang mendoakan saya kuat sampai sini," katanya.

Pria yang juga merupakan ASN Pemkot Batu itu membawa misi menolak lupa Tragedi Kanjuruhan dan menyebarkan perdamaian kepada seluruh suporter.

"Saya menjalin silaturahmi, menyebar salam damai ke suporter setiap daerah. Alhamdulilah pengawalan mereka seperti gak ada sekat menyambut saya," ungkapnya.

Load More