SuaraMalang.id - Ibu hamil memiliki risiko saat menaiki pesawat dalam waktu panjang. Bisa terjadi pembekuan darah jika tidak mengantisipasinya.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari Universitas Indonesia dr. Cherysa Rifiranda, Sp.OG mengingatkan bahwa risiko deep vein thrombosis (DVT) dapat meningkat saat ibu hamil naik pesawat dalam waktu yang panjang.
Ia menjelaskan, DVT adalah penggumpalan darah pada pembuluh darah vena. Menurut WHO, kejadian DVT dapat meningkat 2-3 kali lipat saat melakukan penerbangan, yang disebabkan faktor-faktor seperti kurangnya pergerakan karena duduk terlalu lama hingga dehidrasi.
"Untuk ibu hamil, terjadinya DVT lebih besar karena ibu hamil juga lebih sering mengalami hiperkoagulasi (pembekuan darah)," kata Cherysa dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/12/2022).
Menurut Cherysa, gejala DVT yang paling sering dialami adalah adanya rasa nyeri pada daerah tungkai atau bagian tubuh bagian bawah seperti paha atau betis yang disertai bengkak dan terasa lebih hangat jika diraba.
Sebelum melakukan penerbangan, Cherysa mengatakan jika ibu hamil memiliki faktor risiko seperti berat badan berlebih atau obesitas, memiliki riwayat DVT sebelumnya, sindrom nefrotik, maka bisa dipertimbangkan untuk diberikan heparin sebelum melakukan penerbangan.
"Untuk dosis heparinnya berapa, baiknya ibu hamil harus kontrol dulu ke dokter untuk lihat apakah memang perlu diberikan dan berapa dosis yang tepat," ujarnya.
Oleh karena itu, Cherysa pun menganjurkan ibu hamil yang ingin pergi berlibur untuk memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter kandungan dan memberi tahu rencana perjalanan.
Tujuannya, agar dokter dapat membantu memutuskan apakah perjalanan yang akan dilakukan aman baik bagi ibu hamil maupun janinnya.
"Dokter kandungan juga akan melihat taksiran persalinan, kondisi kesehatan ibu dan janin saat ini, dan menginformasikan apa saja hal yang harus dilakukan sebelum memulai perjalanan. Ibu hamil mungkin perlu melakukan vaksinasi sebelum melakukan perjalanan ke negara tertentu," katanya.
Selain itu, Cherysa mengatakan dokter juga akan memberi tahu tanda bahaya kehamilan yang mengharuskan ibu hamil segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, di antaranya pendarahan pervaginam, nyeri atau kram perut di bagian bawah, pecah ketuban, muntah atau diare berat, hingga gejala preeclampsia seperti sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, dan bengkak di wajah atau ekstremitas.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota
-
Bea Cukai Malang Musnahkan 3,2 Juta Rokok Ilegal, Kerugian Capai Rp 2,39 Miliar
-
Operasi Zebra Semeru 2025 di Malang Catat 103 Ribu Pelanggaran, ETLE Makin Diperketat!
-
Lonjakan Kasus HIV di Kota Malang, Ini Cara Dinkes Percepat Penanganan!