SuaraMalang.id - Ancaman gagal panen menerpa petani cabai di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, Situbondo. Ancaman ini juga dikhawatirkan terjadi pada setengah hektare lahan cabai yang dikelola Edi Hamid (35), warga RT 20, RW 04, Kampung Selatan, Bantal.
Dilansir SuaraJatimPost.com--jaringan SuaraMalang.id, petani tersebut terancam gagal panen akibat faktor cuaca belakangan ini, selain cuaca panas juga sering terjadi turun hujan di wilayah tersebut.
Hamid mengungkapkan, lahan seluas setengah hektare yang ditanami cabai tersebut hampir sepenuhnya mengalami gagal panen. Cabai yang ditanam, ketika akan dipanen, selain daunnya menguning dan keriting, buahnya juga busuk.
“Untuk mengatasi tanaman supaya tumbuh normal, saya sudah melakukan penyemprotan seminggu sekali. Namun hasilnya tetap seperti ini," ungkap Edi Hamid, Senin (7/11/2022) pagi.
Kondisi tersebut mulai terjadi sejak umur cabai tiga bulan. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi dirinya, namun petani lainnya juga ikut merasakan hal serupa.
"Kali ini kerugian yang kami alami cukup banyak, selain hasil panen cabai hanya 18 kilogram tiap kali panen, juga harga sekarang yang merosot hingga Rp 13 ribu per kilogram,"tuturnya.
Tidak hanya itu, sambung Edi Hamid, cabai yang biasanya bisa dipanen lima sampai enam kali, dengan kondisi seperti ini, dilakukan panen sebanyak empat kali, buah sudah mulai habis.
"Dari hasil panen tersebut, untuk biaya perawatan saja sudah tidak nutut dan harus merogoh kocek sendiri. Bayangkan saja setiap panen hanya memperoleh Rp 236 ribu perminggunya. Kalau pohon dan buah normal, bisa memanen minimal 50 hingga 100 kilogram per minggunya," pungkasnya.
Dengan kondisi tersebut, dirinya bersama petani yang lain, berupaya mencari obat yang dapat mencegah penyakit tanaman tersebut.
Baca Juga: Nelayan Bontang Diminta Berhati-hati Soal Cuaca Buruk di Akhir Tahun
Berita Terkait
-
Nelayan Bontang Diminta Berhati-hati Soal Cuaca Buruk di Akhir Tahun
-
Pesawat Jatuh ke Danau di Tanzania, 19 Orang Tewas
-
Duhh! Kaki Kakek Penjual Sapu Lidi Ini Patah Setelah Terjerat Benang Layang-layang
-
Terlilit Benang Layangan, Kakek Pedagang Sapu Keliling di Situbondo Patah Kaki
-
Basarnas Kupang Ingatkan Nelayan Tidak Berlayar Saat Cuaca Buruk
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Pendekatan Psikososial, Menteri Agus Andrianto Makan Siang Bareng Warga Binaan LPP Malang
-
BRI Peduli Berkolaborasi dengan PPEJP, Bawa UMKM Naik Kelas Menuju Pasar Global
-
Rekomendasi 4 Laundry Cepat, Selesai 3 Jam di Sekitar UMM Malang
-
5 Rekomendasi Nasi Padang Enak dan Murah di Sekitar Kampus Brawijaya Malang
-
Per Juni 2025, BRI Jangkau 97.878 Penerima Manfaat Perumahan di Seluruh Indonesia