SuaraMalang.id - DPRD Jember menyoroti data penerima bantuan sosial yang masih amburadul dan mendesak pemerintah daerah untuk memiliki satu data besar yang terintegrasi. Masalah itu disoroti DPRD Jember dalam sidang paripurna pembahasan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2023 pekan ini.
Pemerintah Kabupaten Jember mengalokasikan anggaran bantuan sosial Rp32,09 miliar tahun depan.
Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Achmad Faeshol berharap pemberian bantuan sosial apapun harus tepat sasaran, transparan, terukur, dan melibatkan semua pihak. Alokasi anggaran bantuan sosial kepada para pelaku ekonomi menengah ke bawah seperti untuk pelaku UMKM, pelaku jasa transportasi, warga lanjut usia, dan terdampak PHK penting untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM.
“Dana hibah untuk bantuan sosial pada 2023 yang besar harus tepat sasaran agar kesejahteraan masyarakat Jember terwujud,” tambah Feni Purwaningsih, juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, dilansir BeritaJatim.com--jaringan SuaraMalang.id.
Baca Juga: DPRD Jember Langsung Beri Peringatan Usai Bupati Terima Penghargaan: Kami Akan Pantau
Sunarsi Khoris, juru bicara Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, mengatakan, amburadulnya data tidak ada habisnya diperbincangkan.
“Di masyarakat bawah selalu ada masalah, khususnya data penanggulangan sosial, pastilah karena tidak adanya data baku yang menjadi rujukan. Pejabat di tingkat desa bahkan ditingkat RT dan RW saling melempar tangung jawab ketika muncul permasalahan di lapangan,” katanya.
Fraksi PKB menemukan adanya kesalahan dalam daftar guru ngaji penerima bansos. “Sangat disayangkan, ternyata anak baru berumur belasan tahun sudah masuk dalam daftar penerima bantuan guru ngaji. Itu pertanda buruknya pola pendataan di Jember,” kata Khoris.
Khoris meminta kesalahan tersebut tidak terulang. Khususnya dalam urusan guru ngaji, PKB meminta agar jumlah peneroma bantuan benar-benar divalidasi, “Juga dipastikan jenis bantuannya, apakah bantuan sosial atau insentif. sebab, masalah bantuan juga terkait payung hukum program bantuan tersebut, agar tidak muncul kasus hukum di kemudian hari,” katanya.
Data menjadi kunci penting. “Tingginya jumlah bantuan sosial baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun Pemerintah Kabupaten Jember, data penerima bantuan harus betul-betul valid. Perlu adanya anggaran yang memadai bagi operator data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) di setiap desa dan kelurahan,” kata Indrijati, juru bicara Fraksi PDI Perjuangan.
Baca Juga: Usai Cabuli 7 Santri, Polisi Sebut Guru Ngaji di Mataram Pedofil
“Kami mendesak bupati agar Kabupaten Jember memiliki one big data atau Jember satu data yang terkoneksi dan online dengan lembaga-lembaga lain, baik OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemkab Jember, Badan Pusat Statistik, Pemprov Jatim, pemerintah pusat dan lembaga lain,” kata Nyoman Aribowo, juru bicara Fraksi Pandekar.
Berita Terkait
-
Gelombang PHK Meluas, Bansos Tak Bertambah? Begini Jawaban Gus Ipul
-
Gus Ipul 'Sentil' Warga Usia Produktif: Jangan Terus Bergantung Bansos!
-
Saldo Dana Bansos BPNT 2025 Senilai Rp 600 Ribu, Begini Cara Mendapatkan dan Syaratnya
-
Bansos Lebaran Cair! DPR Ungkap Jadwal dan Cara Cek Penerima PKH dan BPNT
-
Penyaluran Bansos Sembako dan PKH Triwulan I 2025 di Mataram Tembus 53.275 KPM
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa