Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 21:07 WIB
Kepala Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan Wiyanto Wijoyo menyampaikan keterangan terkait korban Tragedi Kanjuruhan. [Beritajatim]

SuaraMalang.id - Hingga hari ke-21 setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan, korban yang masih terpantau dalam kondisi kritis berjumlah dua orang.

Hingga kini, kedua korban peristiwa paling berdarah dalam persepakbolaan nasional tersebut masih menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

Pernyataan tersebut disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Malang Wiyanto Wijoyo. Ia menyebutkan, selain dua kritis, empat korban lainnya juga masih menjalani rawat inap di RSSA Kota Malang.

"Untuk korban yang rawat inap sekarang masih ada enam orang. Di RSSA Malang ada empat, dua diantaranya di ruang ICU. Sedangkan dua korban lagi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen," ucap Wijoyo yang juga Kepala Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan seperti dikutip Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Jumat (21/10/2022) sore.

Baca Juga: Komnas HAM: Gas Air Mata Penyebab Utama Terjadinya Tragedi Kanjuruhan

Wijoyo mengemukakan, dua korban yang masih dalam kondisi kritis masih membutuhkan perawatan intensif.

"Dua korban yang di ruang ICU karena membutuhkan penanganan intensif. Sehingga ketika kondisinya kritis, bisa cepat mendapat penanganan. Sedangkan yang dirawat di ruang biasa, periode kritisnya sudah berlalu," ujarnya.

Ia melanjutkan, hingga saat ini tercatat ada 794 orang yang menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan. 

Dalam rinciannya, Wijoyo mengemukakan, jumlah luka ringan 586 orang, kemudian luka sedang 50 orang dan luka berat 24 orang. Sedangkan, korban meninggal dunia 134 orang.

"Untuk jumlah korban luka ringan dan sedang bisa saja ada perubahan karena belum tercantum. Ini tadi juga ada tambahan data dari Polres Malang yang masih akan kami tindak lanjuti. Karena bisa jadi korban ini menjalani perawatan mandiri di rumah, namun belum tersentuh oleh petugas," katanya.

Baca Juga: Komnas HAM Tegaskan Penyebab Utama Tragedi Kanjuruhan Adalah Tembakan Gas Air Mata

Sebelumnya pada Jumat (21/10/2022), seorang korban Tragedi Kanjuruhan yang masih belia, Reivano Dwi Afriansyah akhirnya mengembuskan napas terakhir sekira jam 06.45 WIB di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSSA Malang dr I Wayan Agung mengemukakan, Reivano sempat dirawat di Rumah Sakit Hasta Husada, Kepanjen sebelum dirujuk ke RSSA.

"Dia sempat dirujuk dari Hasta Husada. Sejak masuk RSSA tidak pernah keluar ICU dan tidak pernah lepas dari ventilator. Kondisinya naik turun terus," ujar Wayan seperti dikutip Times Indonesia-jaringan Suara.com pada Jumat (21/10/2022).

Ia juga mengungkapkan, kondisi Reivano terus menurun sebelum dirawat di RSSA Malang. Menurut catata RSSA, Reivano dirawat 21 hari, dengan 18 hari di antaranya dirawat intensif di RSSA Malang.

Dari catatan medis RSSA, kondisi nafas Reivano tidak stabil. Bahkan, korban yang masih berusia 17 tahun tersebut memiliki luka di kepala, tulang selangka atau fraktur klavikula dan tulang dada.

"Kondisi napasnya tidak stabil. Ada luka di kepala, di tulang dada, tulang klavikula (selangka). Lalu cedera kepala," ungkapnya.

Wayan pun mengucapakn turut berbela sungkawa sedalam-dalamnya mewakili RS Saiful Anwar atas jatuhnya korban dalam Tragedi Kanjuruhan.

"Dokter dan manajemen sangat berduka atas meninggalnya Reivano ini. Kami sudah merawat 18 hari. Kita terus berjuang bersama almarhum, tapi Allah menentukan kehendak lain dan dipanggil hari ini," tuturnya.

Load More