Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 13 Oktober 2022 | 10:04 WIB
Seorang Aremania asal Probolinggo, tampak tertidur di pintu utama Stadion Kanjuruhan yang sudah 11 hari bertahan dan tak pulang. [Beritajatim.com]

Akses jalan Lumajang-Malang lewat Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro sempat ditutup akibat terjadinya longsoran tebing dan banjir lumpur sepanjang dua kilometer pada 8 Oktober 2022. Akses jalan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat karena tertimbun material lumpur.

"Upaya penanganan dilakukan oleh petugas BPBD, TNI-Polri dan relawan, yang juga melibatkan alat berat yang dimiliki oleh BPBD Lumajang untuk membersihkan material longsoran dan lumpur yang menutupi jalan," tuturnya.

4. Kisah Aremania Probolinggo trauma emoh pulang ke rumah

Rusdi, seorang Aremania Probolinggo itu menolak pulang ke rumahnya. Ia merasa masih dekat dengan tiga kawannya yang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Bukan Miras, Ini Isi Dua Kardus yang Disita Polisi Saat Tragedi Kanjuruhan

Rusdi remaja 17 tahun merupakan warga Desa Kertosuko Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. Selama ini terlihat wara-wiri tinggal di Stadion. Ia nampak syok berat gegara ditinggal pergi tiga sahabatnya.

Identitas Rusdi diketahui setelah pihak UPT Stadion Kanjuruhan mengamankan tas milik Rusdi. Di dalam tas Rusdi, ditemukan ijasah RA setara Sekolah Dasar yakni RA Sunan Ampel, Krucil, Probolinggo, Selasa (12/10/2022).

Diketahui, Rusdi enggan pulang ke rumah sejak Minggu (2/10/2022) setelah kejadian. Menurut Bu Tin (59), penjual kopi di area Stadion Kanjuruhan, Ia menonton sepak bola Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama 3 kawannya.

Dalam video itu, ibu-ibu berbaju coklat meminta maaf kepada salah satu keluarga Aremania yang mendapat fitnah. Di sisi lain, wanita tersebut diduga salah satu anggota partai.

Baca Juga: Sosok 'Penjual Dawet Kanjuruhan' Muncul, Bersimpuh Memohon Maaf ke Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

Load More