SuaraMalang.id - Tragedi di Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menewaskan ratusan Aremania. Banyak dari korban itu ternyata perempuan dan anak-anak.
Oleh sebab itu, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengimbau penyelenggara acara (event organizer/EO) olahraga maupun konser agar memperhatikan aspek keamanan penonton, terutama anak-anak dan perempuan.
"Kegiatan pertandingan olahraga apapun, termasuk konser musik yang menjual tiket besar-besaran dan menyediakan tiket untuk anak, maka wajib dipastikan bahwa tempat acara aman untuk anak," kata Retno melalui pesan singkat kepada ANTARA, Rabu (05/10/2022).
Retno mengatakan penyelenggara acara harus tegas untuk melarang masuknya anak, atau penonton yang membawa anak, bila pihaknya tidak bisa menjamin keamanan untuk penonton di bawah umur.
"Kalau memang tidak ada keamanan untuk anak maka sebaiknya tidak menjual tiket untuk anak dan melarang dengan tegas penonton membawa anak," katanya.
Retno menyampaikan KPAI Indonesia turut prihatin dan sangat berduka atas banyaknya anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi Kanjuruhan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10), jumlah korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan bertambah enam orang sehingga total mencapai 131 orang, 33 orang adalah anak-anak.
Retno mengatakan menempatkan anak dalam kerumunan massa memang berpotensi membahayakan karena anak-anak rentan jadi korban ketika terjadi kericuhan.
"Harus ada antisipasi dalam melindungi anak-anak ketika terjadi chaos saat berada dalam kerumunan massa," katanya.
Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10) bermula dari kericuhan yang terjadi setelah pertandingan Liga I antara Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3.
Kekalahan yang terjadi di kandang Arema itu membuat sejumlah suporter masuk ke dalam area lapangan.
Kondisi itu semakin ricuh setelah sejumlah benda-benda seperti flare dan botol minum dilemparkan ke arah lapangan.
Petugas keamanan sebenarnya sudah berusaha menghalau agar para suporter tidak memanas.
Di tengah kondisi itu, petugas akhirnya melakukan tembakan gas air mata dan kondisi justru semakin memanas.
Tag
Berita Terkait
-
Sisa 1 Anggota TNI Belum Mengaku Lakukan Kekerasan di Stadion Kanjuruhan, Ini Permintaan Panglima TNI
-
Kiper Persib Fitrul Dwi Rustapa Berharap Tragedi Kanjuruhan Tidak Terjadi Lagi
-
Marah Komentari Tragedi Kanjuruhan, Komika Abdur Arsyad Bandingkan dengan Sistem KRL
-
Ratusan Karangan Bunga di Stadion Kanjuruhan, Banyak Juga yang Datang dari Bonek
-
Soroti Pelepasan gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan, Saran Fadli Zon Ubah Mental Aparat, Rakyat Bukan Musuh
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
BRI Bangun UMKM Tangguh Lewat BRILiaN, Pengusaha Muda Kombucha Jadi Inspirasi
-
Nikmati, Cashback Maksimal dari BRI untuk Investor Sukuk Ritel SR023T3 dan SR023T5
-
Modal Gercep! Saldo Rp199 Ribu Langsung Cair, Sikat 3 Link DANA Kaget Ini
-
BRI Hadirkan QRIS Kartu Kredit di Super Apps BRImo untuk Transaksi Besar
-
Lewat Holding UMi, BRI Tingkatkan Keuangan Inklusif untuk UMKM