Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 05 Oktober 2022 | 10:48 WIB
Ilustrasi KDRT. (Pixabay/Alexas_Fotos)

SuaraMalang.id - Tren kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Banyuwangi, Jawa Timur terbilang cukup signifikan. Ini terlihat dari sedikitnya 16 keluarga yang renggang akibat persoalan ekonomi yang belum mapan.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Banyuwangi, Henik Setyorini dari 16 jumlah keluarga yang bermasalah, dia menyebut jika di Banyuwangi disinyalir masih banyak kasus serupa yang belum terkontrol dan dilaporkan ke pihak Dinsos PPKB Banyuwangi. 

"Jadi angka KDRT ini berdasarkan pengaduan yang masuk ke kami. Kemungkinan di lapangan ada kasus serupa, tapi tidak dilaporkan," kata Henik, Rabu (5/10/2022).

Sebanyak 16 angka yang terhitung terdiri dari kekerasan yang berbeda. Adapun rinciannya, kekerasan psikis 11, kekerasan seksual 3, kasus penelantaran 2.

Baca Juga: KDRT Rizky Billar ke Lesti Kejora Fetis? Nikita Mirzani Nyemprot, Deddy Corbuzier & Baim Wong Selevel

Dari seluruhnya rata-rata keluarga renggang akibat ekonomi yang kurang beruntung.

Dari titik persoalan ekonomi itulah, kemudian keluarga-keluarga tersebut renggang. Sebab salah satu bahkan keduanya sama-sama melakukan tindakan yang kurang tepat.

"Faktor penyebab yang paling banyak itu karena urusan ekonomi biasanya. Dari situ akhirnya orang bekerja ke luar negeri. Maupun jika tidak ke luar negeri, terpisah lah, akhirnya LDR (hubungan jarak jauh)," cetusnya.

Lalu, dari pola komunikasi jarak jauh tersebut timbul unsur-unsur kerenggangan dan membuat hubungan kurang harmonis. Disaat sudah pulang ke rumah tidak sesuai yang diharapkan. Dimana salah satu pihak muncul kecurigaan berlebihan.

Usut punya usut, setelah diwarnai rencana rasa curiga. Mereka akhirnya sering bertengkar hingga memicu adanya kekerasan.

Baca Juga: Imbas KDRT Lesti Kejora, Rizky Billar Dikeluarkan dari Host Dangdut Academy

"Jadi LDR itu memicu, setelah itu hubungannya kurang baik. Terus juga tidak menutup kemungkinan orang ketiga. Selanjutnya ada juga yang karena anak. Tetapi paling banyak karena ekonomi awalnya," jelas Henik.

Kontributor : Achmad Hafid Nurhabibi

Load More