SuaraMalang.id - Federasi KontraS menilai Aremania harus dilibatkan dalam Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menampiknya.
Menpora Zainudin Amali mengatakan, Aremania tidak bisa masuk atau tergabung dalam TGIPF yang diketahui Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Federasi KontraS Andy Arif mengatakan, pemerintah harus melibatkan Aremania selaku korban dalam jajaran TGIPF Tragedi Kanjuruhan.
"Suara korban harus didengar. Kami mendesak ada tim independen melibatkan Aremania melakukan verifikasi bersama-sama," katanya.
Merespons itu, Menpora Zainudin Amali mengatakan.
"Ya kan tidak bisa dong, itu kan tim independen, Aremania adalah bagian kan, jadi ini harus benar-benar independen yang tidak terafiliasi dengan pihak manapun," ujarnya ditemui di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang, Selasa (4/10/2022).
"Pasti mendengar suara korban, pasti tim akan datang ke berbagai pihak. Tidak hanya satu pihak," ujarnya.
Ditanya apakah sudah ada hasil sementara penelusuran tim pencari fakta, Menpora Zainudin Amali menyatakan belum.
"Belum, tim dibentuk kemarin dan diumumkan tadi malam dan pak Menko Polhukam menyampaikan saya sebagai wakil ketua, makanya saya harus kembali ke Jakarta (hari ini) karena ada rapat pertama dari tim pencari fakta," ujarnya.
"Kita masih akan menyusun kerangka kerjanya dulu, tapi yang pasti arahan bapak presiden harus yang secepatnya," katanya menambahkan.
Update korban tewas dan luka
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang memastikan jumlah korban meninggal tragedi Kanjuruhan sejumlah 131 orang. Angka tersebut berasal dari posko postmortem crisis center per Selasa (4/10/2022).
Penanggungjawab Data, Zulham Akhmad Mubarrok mengatakan, sampai Selasa (4/10/2022) siang, data korban meninggal mencapai 131 jiwa.
"131 sampai siang ini. Ganti nama, ganti identitas saja, keluar masuk datanya," ujarnya saat dikonfirmasi SuaraMalang.id.
Sementara itu, untuk korban luka di RSUD Saiful Anwar saat ini ada 30 pasien yang masih dirawat. Dari jumlah itu, sebanyak 7 korban masih berada di ruang ICU (intensive care unit).
Hal ini dijelaskan Plt Direktur RSSA Malang dr Kohar Santoso. Dari total korban itu dibagi menjadi dua: ada yang di ruang ICU dan ruang High Care.
Ia melanjutkan, sebanyak 30 pasien tersebut dalam kondisi luka sedang hingga berat. Pasien berat dirawat di ruang ICU dengan perawatan pemasangan alat bantu napas, dan segala macam.
"Kenapa dirawatinapkan karena kita berikan pengobatan dan observasi. Khawatir ada kondisi perburukan dan lain sebagainya. Itu mesti ditangani lebih jauh," katanya dikutip dari TIMESIndonesia, jejaring media suara.com, Selasa (4/10/2022).
Kondisi pasien di ruang ICU kata dr Kohar dipenuhi oleh pasien yang mengalami kesadaran menurun, sesak di dada, dan beberapa patah tulang.
Sebelumnya, sebanyak 26 pasien di RSSA Malang bisa dipulangkan atau KRS (Keluar Rumah Sakit). Total pasien yang dirawat masuk lewat UGD RSSA Malang sebanyak 56 orang.
Kohar menyampaikan para korban meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan sebagian terinjak sehingga menyebabkan trauma di kepala dan dada.
"Kemarin 21 yang meninggal itu ya. Berbagai sebab baik karena benturan kepala, kemudian dadanya menjadi sesak ya semacam itu, dan ada beberapa patah tulang," tuturnya.
Ia menyebutkan luka-luka pasien bisa kemungkinan di semua bagian karena mereka diduga kuat mengalami desak-desakan.
"Jadi ada masalah cidera kepala, trauma di dada, patah di bagian tulang," ungkapnya.
Kohar enggan berkomentar lebih detail terkait indikasi gas air mata penyebab kematian ratusan korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. "Saya gak akan mengatakan seperti itu karena kan itu mesti urusan lebih detail dan kesannya lebih jauh," katanya menambahkan.
Kontributor : Aziz Ramadani
Berita Terkait
-
Timnas Indonesia Kalah, Adab Erick Thohir ke Gibran Jadi Gunjingan: Harusnya ke Korban Tragedi Kanjuruhan
-
Jelang Timnas Indonesia vs Jepang, Media Asing Singgung Tragedi Kanjuruhan
-
2 Tahun Tragedi Kanjuruhan, Pukulan Telak, dan Titik Balik Sepak Bola Indonesia
-
Refleksi Dua Tahun Tragedi Kanjuruhan: Trauma Belum Hilang, Keadilan Masih Buram
-
Omongan Ridwan Kamil Soal Tragedi Kanjuruhan Tuai Kemarahan di X: Tidak Bisa Lebih Rendah Lagi...
Tag
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Respons Kris Dayanti Setelah Tahu Hasil Hitung Cepat Pilwali Kota Batu
-
Malang Selatan Diterjang Banjir, Puluhan Rumah Terendam
-
Hasil Hitung Cepat Pilkada 2024 di Malang Raya
-
Gumelar Beri Instruksi Penting untuk Pendukungnya: Kawal Perolehan Suara
-
Momen Bahasa Isyarat Antara CS BRI dengan Nasabah Penyandang Disabilitas Dapat Aplaus Publik