Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 04 Oktober 2022 | 08:45 WIB
Aremania doa bersama di kawasan Stadion Gajayana Kota Malang, Minggu (2/10/2022) malam. [Aziz Ramadani]

SuaraMalang.id - Federasi Komisi Untuk Orang Hilang untuk Korban Tindak Kekerasan ( Federasi KontraS ) tidak percaya dengan data jumlah korban meninggal Tragedi Kanjuruhan versi pemerintah.

Kuat dugaan lebih dari 125 korban jiwa. Menurut Sekretaris Jenderal Federasi KontraS, Andy Irfan, data jumlah korban meninggal ada jarak yang cukup besar dengan klaim dari suporter, Aremania.

"Data dari pemerintah belum bisa terpercaya, maka kami membentuk tim khusus pendataan. Kawan -kawan meyakini 200 lebih, (namun) belum data final," ujarnya, Senin (3/10/2022).

Federasi KontraS juga menyoroti pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahwa penembakan gas air mata telah sesuai aturan.

Baca Juga: Stadion Kanjuruhan, Saksi Penghargaan The Best Supporter untuk Aremania

"Harus ada uji forensik terkait penggunaan gas air mata," jelasnya.

Pihaknya mengutuk keras pernyataan kepolisian terkait standar operasional prosedur (SOP) penangan kerumunan massa.

"Gas air mata memang tidak mematikan, tapi kami menduga kuat sumber jatuhnya banyak korban jiwa akibat gas air mata," tegasnya.

Sementara, salah seorang Aremania penyintas Dadang Hermawan menuturkan, tragedi Kanjuruhan harus diusut tuntas.

"Apa yang dilakukan oleh kepolisian sangat berlebihan, Aremania Suporter yang cerdas, cukup diomongi, tidak perlu kekerasan," ujarnya.

Baca Juga: Lilin Duka Cita Menyala di Pelabuhan Muncar Banyuwangi, Bersamai Doa Untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Dadang juga mempertanyakan kenapa pintu tribun stadion terkunci saat pertandingan telah berakhir. Sebab, pada setiap pertandingan sebelumnya, 10 hingga 20 menit sebelum pertandingan berakhir, pintu tribun (gate) telah dibuka.

Ia pun menaruh curiga ada kesengajaan.

"Apakah ada rencana pembunuhan massal," jelasnya.

Tragedi Kanjuruhan, lanjut dia, harus diusut setuntas-tuntasnya lantaran ratusan nyawa manusia hilang, termasuk temannya.

"Ada yang keluar gate pegang kepalanya yang bocor, Saya gendong mulai sakaratul maut sampai meninggal," kenangnya.

Kontributor : Aziz Ramadani

Load More