Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Selasa, 20 September 2022 | 15:58 WIB
Universitas Jember Jawa Timur [Foto: Timesindonesia]

SuaraMalang.id - Menanggapi dugaan perploncoan terhadap mahasiswa baru, di Fakultas Teknik, Rektorat Universitas Jember (Unej), Kabupaten Jember membentuk tim investigasi. Agar independen, tim beranggotakan tujuh orang ini tak akan melibatkan individu dari Fakultas Teknik.

Hal ini dikemukakan Slamin, Wakil Rektor I. Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni (BAKA) Unej, dalam jumpa pers, di gedung Rektorat Unej Lantai II, Selasa (20/9/2022).

“Tim ini dibentuk setelah kami rapat kemarin sore,” katanya, dilansir BeritaJatim.com--jaringan SuaraMalang.id.

Sejumlah informasi awal yang diterima rektorat mengenai kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Mahasiswa Baru (PPMB) Fakultas Teknik menyebutkan adanya dugaan kekerasan verbal oleh senior atau kakak tingkat terhadap mahasiswa baru.

Baca Juga: Kemarin Ramai Misteri Kematian Mahasiswi UNEJ sampai Puting Beliung Robohkan 13 Rumah Warga Banyuwangi

“Ada kalimat-kalimat yang mungkin tidak pantas yang membuat mahasiswa baru stres. Kemudian adanya penugasan yang mungkin terlalu banyak. Itu yang kami dengar,” kata Slamin.

Slamin tidak menyebutkan nama ketua dan anggota tim. Tim ini diberikan waktu bekerja setidaknya selama sepekan untuk kemudian menyampaikan laporan kepada rektorat.

“Tim bertugas mencari informasi secara objektif dan berimbang apa yang terjadi di Fakultas Teknik selama penyelenggaraan PPMB tersebut,” katanya.

“Tim ini terdiri dari beberapa elemen, mulai dari LP3M (Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu, SPI (Satuan Pengawas Internal), tim hukum, dan teman-teman unsur wakil dekan dari fakultas lain, serta Kelompok Kerja Kemahasiswaan,” kata Slamin.

Selama tim bekerja, rektorat mengimbau kepada Fakultas Teknik untuk menghentikan sementara PPMB tersebut hingga ditemukan fakta-fakta di lapangan mengenai dugaan pelanggaran. PPMB merupakan kegiatan untuk mahasiswa baru yang melanjutkan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar di tingkat universitas.

Baca Juga: 8 Orang Diperiksa Jadi Saksi Kasus Kematian Janggal Mahasiswi UNEJ

“Dari awal kami sudah berkomitmen, agar kegiatan PPMB betul-betul dilaksanakan dalam rangka pembinaan dan pengembangan mahasiswa baru, dari sisi intelektualitas, kreativitas, dan bahkan yang menunjang prestasi-prestasi yang ingin kita raih. Mumpung masih dini, masih fresh mahasiswa baru tersebut. Kami ingin minat dan bakat mereka berkembang,” kata Slamin.

Rektorat sudah menerbitkan surat edaran untuk para dekan fakultas di Universitas Jember yang tegas memberikan batasan pada kegiatan PPMB, antara lain dilakukan pada Sabtu atau Minggu maksimal enam kali.

“Waktu kegiatan PPMB itu maksimal enam jam dalam sehari dan harus berakhir pada jam empat sore. Kegiatan PPMB itu dilakukan dengan metode gelar wicara, ceramah, dan atau diskusi,” kata Slamin.

Bagaimana dengan perlindungan untuk mahasiswa baru agar tak menjadi korban intimidasi dari senior menyusul terungkapnya perploncoan di Fakultas Teknik? Slamin menekankan, bahwa mahasiswa adalah pelanggan utama Unej.

“Prioritas layanan kami untuk mahasiswa, apalagi mahasiswa baru yang notabene masih ‘pure’ dan baru masuk di lingkungan kampus,” katanya.

Mahasiswa baru yang merasa mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan berupa intimidasi dan sejenisnya dipersilakan melapor ke lembaga-lembaga yang dinaungi Unej, seperti LP3M, Pusat Studi Gender, dan lembaga lain yang bisa memberikan konseling.

“Saya yakin sebagian besar mahasiswa pasti akan melindungi adik-adiknya. Tentu saja dosen dan dekanat akan menjamin perlindungan terhadap mereka,” kata Slamin.

Load More