Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 05 September 2022 | 20:17 WIB
Ilustrasi gletser (Pixabay/Angie Agostino)

SuaraMalang.id - Penelitian terbaru terkait kondisi gletser Swiss mengungkap fakta mengejutkan. Ternyata, gletser telah mencair lebih cepat dan menyusun separuhnya sejak 1930-an.

Penelitian ini dilakukan Universitas dan Institut Swiss. Volume gletser tersebut mencair lebih cepat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir dan ini tentu mengejutkan bagi para peneliti.

Para peneliti dari universitas politeknik federal Swiss ETH Zurich dan Institut Federal Swiss untuk Penelitian Hutan, Salju dan Lanskap menemukan fakta kalau penurunan volume secara cepat itu kemungkinan akibat pemanasan global.

Hasil penelitiannya, volume es di gletser Swiss telah menyusut 62 kilometer kubik atau sebanyak 51,1 persen selama 85 tahun.

Baca Juga: Banjir Dahsyat Ubah Pakistan Jadi Seperti Danau Raksasa

Selain itu, gletser di negara itu mencair lebih cepat, volumenya telah susut 12 persen sejak 2016, menurut penelitian itu, yang diterbitkan pada 22 Agustus di jurnal ilmiah Cryosphere.

Para peneliti memetakan perubahan secara historis ketinggian gletser Swiss itu, dan melalui metode yang disebut fotogrametri, menghitung kehilangan volumenya pada abad ke-20 dengan menggunakan kumpulan data gambar terestrial yang baru tersedia.

"Studi kami sangat penting karena tidak banyak informasi tentang bagaimana gletser berubah pada skala waktu yang begitu lama di tingkat seluruh negara," kata Daniel Farinotti kepada Kyodo News.

Farinotti adalah profesor glasiologi di ETH Zurich yang juga salah satu peneliti dalam studi tersebut.

Dia menambahkan bahwa temuan itu akan membantu membuat model berbasis komputer untuk memprediksi dengan lebih baik perubahan gletser di masa depan.

Baca Juga: 3 Tahun Lagi Gletser Puncak Jayawijaya Diprediksi Hilang

Para peneliti memproses sekitar 21.700 foto gletser yang diambil antara tahun 1916 dan 1947.

Menurut mereka, gambar arsip secara historis yang dirilis oleh Kantor Topografi Federal Swiss pada 2018 belum pernah digunakan dalam karya ilmiah sebelumnya.

Studi tersebut menunjukkan bahwa penyusutan volume gletser sekitar 20 persen lebih besar dari perkiraan sebelumnya, kata Farinotti.

Para peneliti menemukan bahwa tidak semua gletser Swiss terpengaruh dengan cara yang sama. Gletser di bagian timur Swiss telah menyusut lebih cepat daripada di bagian selatan, di mana Gunung Matterhorn yang terkenal berada.

Studi menunjukkan bahwa ketinggian permukaan bumi yang rendah, bebatuan di permukaan es, dan kerataan moncong gletser adalah parameter yang berkontribusi pada percepatan pencairan.

Sementara iklim di abad ke-20 umumnya tidak menguntungkan bagi gletser Swiss. Beberapa bagian gletser mengalami peningkatan volume es selama periode pertumbuhan sporadis pada 1920-an dan akhir 1970-an.

Menurut Inventarisasi Gletser Swiss terbaru, 1.400 gletser Swiss menutupi kurang dari 1.000 kilometer persegi lahan, sekitar setengah dari total permukaan gletser Pegunungan Alpen Eropa.

Dalam sebuah laporan pada 2019, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim mengatakan bahwa gletser dunia diproyeksikan akan kehilangan hingga 47 persen volume es pada tahun 2100, dan gletser-gletser kecil di Eropa dan wilayah lain diperkirakan menyusut lebih dari 80 persen.

Load More