Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 26 Agustus 2022 | 16:17 WIB
Verrel Bramasta. [Instagram]

SuaraMalang.id - Verrel Bramasta diterpa isu tak sedap. Ia diisukan sebagai seorang penyuka sesama jenis alias guy. Isu ini agaknya mengusik Venna Melinda.

Venna nampak tidak percaya dengan isu tersebut. Ia justru memberikan petuah kepada anaknya bahwa menjadi public figure itu memang ada konsekuensinya.

Venna juga berpesan pada Verrel Bramasta soal konsekuensi jadi publik figur akan lebih berat saat sang putra sulung juga akan terjun ke dunia politik nanti.

"Apalagi nanti kamu akan jadi politician, udah jadi artis akan juga tambah profesi ke politician wah itu nanti pasti akan lebih berat," ujar Venna dikutip dari kanal Youtube Mata Ao, Jumat (26/08/2022).

Baca Juga: Venna Melinda Unggah Potret Putri Angkatnya, Netizen Sebut Mirip Verrel Bramasta

Venna kembali menegaskan bahwa sebagai publik figur, Verrel tak melulu siap jadi terkenal namun juga harus siap diterpa isu miring.

"Itu harus bisa diterima sebagai salah satu konsekuensi jadi kalau jadi artis jangan mau terkenalnya aja, jangan mau apa istilahnya, populer aja, uangnya banyak tapi nggak mau....digoyang lah," sahut Venna.

Agar sang anak sulung tetap bertahan dengan segala terpaan di masa namanya membumi, Venna hanya ingin Verrel tak pernah meninggalkan sholat.

Venna juga tidak percaya begitu saja dengan isu tersebut. Ia menekankan Varrel harus banyak belajar dari dirinya bagaimana menanggapi isu yang menerpanya.

"Nah ini yang selalu aku bilang sama Verrel sama Athalla, karena puas kita jadi publik figur ya bi ya, gosip yang kadang membuat mental kita jatuh," ujarnya.

Baca Juga: Diterpa Gosip, Fans Verrel Bramasta Trendingkan Tagar 'Pengen Jadi Istri Verrell'

"Aku selalu bilang sama Verrel sama Athalla, konsekuensi jadi publik figur adalah kita nggak punya privasi sama tahan mental itu harus banget," sambungnya.

Venna Melinda mengaku tudingan sang anak sulung suka sesama jenis adalah hal yang wajar lantaran tengah berada di Indonesia yang mudah beradu pandangan.

"Apalagi di Indonesia, karena kita nggak bisa memanage omongan orang dan pemikiran orang, jadi kadang-kadang kita melakukan hal apa tapi dipersepsikan apa itu sudah sangat wajar," katanya.

Load More