SuaraMalang.id - Maestro Seblang Bakungan, Banyuwangi, Jawa Timur, Supani dikabarkan meninggal dunia, pada Senin (8/8/2022).
Supani menghembuskan napas terakhirnya di usia 72 tahun. Belum lama ini, Supani tampil dalam ritual tahunan Seblang Bakungan. Belum diketahui pasti penyebab meninggalnya Supani.
Salah satu Warga Kelurahan Bakungan, Lukman Hakim mengatakan pasca ritual seblang Supani memang nampak dalam kondisi drop. Dugaan sementara, Supani mengalami sakit lambung akut.
"Iya saya dengar beliau sudah meninggal dunia. Sore ini saya dengar kabar. Diduga karena sakit lambung akut. Memang saat menari kemarin denyut nadi agak lemah. Sempat merasakan hipertensi dan keluhan sakit lambung. Yang bersangkutan memang sering telat makan karena memang tidak doyan makan," kata Lukman mengutip dari Suarajatimpost.com jejaring Suara.com, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga: Warga Banyuwangi Doa Bersama di Dekat Bangkai Paus Sperma
Hal senada diungkapkan oleh tetangga Supani yakni Akbar Wiyana. Saat Supani terlihat kurang sehat, warga saat itu hendak merujuknya ke rumah sakit pada Minggu (7/8/2022). Namun dengan tegas Supani menolaknya.
"Sempat kita sambang yang bersangkutan. Namun tidak mau diajak berobat," tambahnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda berbelasungkawa atas meninggalnya penari Seblang Bakungan, Mbah Supani.
"Kami mewakili pemerintah daerah turut berbelas sungkawa. Apa yang dilakukan oleh mbah Supani adalah hal yang terpuji dengan melestarikan adat dan budaya di wilayah Bakungan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Mbah Supani adalah penari Seblang sejak tahun 2014 hingga 2022. Mbah Supani merupakan keturunan Seblang sehingga ditunjuk sebagai penari dalam ritual adat yang digelar setiap bulan Dzulhijah.
Pada ritual adat Seblang Bakungan tahun ini, Mbah Supani terpaksa menari dua kali. Karena pada ritual pertama ada beberapa gending dan syarat seserahan ritual adat yang kurang.
Mbah Supani akhirnya menari lagi untuk melengkapi tarian dan seserahan yang kurang. Ritual adat Seblang di Bakungan digelar sebagai simbol bersih desa untuk keselamatan masyarakat yang ada di wilayah setempat.
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Selain Ketupat, Ini 4 Tradisi Lebaran yang Masih Hidup di Banyuwangi
-
Dulu Calon Bintang Timnas Indonesia, Jagoan Indra Sjafri Malah Ditendang Klub Kasta Terbawah
-
Kronologi Penolakan Film Lemah Santet Banyuwangi, MD Pictures Tarik Materi Promosi
-
Film Lemah Santet Banyuwangi yang Mengangkat Kisah Nyata di Tahun 1998
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa