Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 27 Juli 2022 | 21:57 WIB
Ilustrasi petir di India. [Istimewa]

SuaraMalang.id - Badai disertai petir melanda negara bagian Bihar, India bagian Timur. Akibat fenomena cuaca ekstrem tersebut, 20 orang dilaporkan tewas tersambar petir.

Puluhan korban jiwa akibat tersambar petir itu terjadi dalam waktu 24 jam terakhir. Wilayah terdampak di delapan distrik di negara bagian Bihar.

Badai dan petir disertai kilat diperkirakan masih akan melanda wilayah di bagian utara negara bagian itu, pada Rabu dan Kamis.

Ketua Menteri Bihar, Nitish Kumar telah meminta orang-orang untuk mengikuti saran dari otoritas penanggulangan bencana negara bagian.

Baca Juga: 5 Film Semi India yang Tampilkan Artis Bollywood Tanpa Sehelai Benang Pun

Ratusan orang meninggal di India setiap tahun dalam insiden disambar petir selama hujan monsun.

Salah satu alasan yang dikutip, tingginya jumlah kematian itu karena banyaknya orang yang bekerja di luar ruangan di India dibandingkan dengan bagian lain dunia, yang membuat mereka lebih rentan.

Pada hari Selasa, Kumar mengumumkan pemerintah akan memberi kompensasi 400.00 rupee ($5.008; £4.154) untuk keluarga masing-masing almarhum.

The Times of India melansir, Kepala Menteri juga telah mengadakan pertemuan minggu lalu dan meminta pejabat negara untuk memasang penangkal petir di semua gedung pemerintah, termasuk sekolah dan rumah sakit.

"Posisi geografis negara bagian Bihar memang membuatnya sangat rentan terhadap sambaran petir yang sering terjadi selama musim hujan," kata laporan itu.

Baca Juga: Daerah Potensi Paparan Hujan Petir di Jabar Berkurang

Bulan Februari tahun ini, BBC melaporkan bahwa jumlah sambaran petir di India telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir .

Data satelit yang dikumpulkan oleh Institut Meteorologi Tropis India juga menunjukkan bahwa serangan telah "meningkat pesat" antara 1995 hingga 2014.

India mencatat lebih dari 18 juta sambaran petir antara April 2020 hingga Maret 2021, menurut sebuah studi oleh Climate Resilient Observing Systems Promotion Council. Angka ini naik 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Load More