Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 17 Juli 2022 | 17:10 WIB
Ilustrasi bullying dan perploncoan mahasiswa Batak [Pixabay]

SuaraMalang.id - Beberapa waktu lalu seorang Kepala Dusun (Kasun) di Sumberbopong Desa Kandangan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi menjadi korban persekusi orang tak dikenal.

Bukan cuma kasun, namun keluarganya yang istri, dua anak dan dua cucunya pula. Rumah kasun ini diserbu sejumlah orang dan dipersekusi pada Rabu, (13/07/2022). Mereka sampai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Namun sekarang kondisi mereka sudah membaik. Kasun ini digeruduk oleh kelompok orang disinyalir berasal dari 2 dusun desa tetangga, yakni dari Dusun Pancer dan Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.

Istri Kadus Kandangan, Sumarsini serta kedua anak perempuannya, Nanik Setyowati dan Nur Susiani. Serta kedua cucu, Ramadhani, yang masih berusia 7 tahun dan Devi berumur 2,5 tahun, mengalami shock dan trauma mendalam.

Saat gerombolan OTK menyerbu dan diduga melakukan persekusi, kelima orang inilah yang menjadi sasaran. Mereka mengaku telah mendapat perlakuan kasar, kata-kata kotor, intimidasi hingga ancaman akan dibunuh.

Baca Juga: Mancing Berujung Maut, Sejumlah Pemancing Dikabarkan Tenggelam dan Hilang di Perairan Banyuwangi

Terlebih dalam aksinya, massa OTK juga masuk rumah menggeledah sampai ke dalam kamar pribadi guna mencari keberadaan Kasun Wartanto.

"Saya sangat trauma, karena aksi mereka sangat kejam. Saya mau (diancam akan) dibunuh kalau di jalan," ucap Nur Susiani, dikutip dari timesindonesia.co.id jejaring media suara.com, Minggu (17/7/2022).

Sampai saat ini, Sumarsini, kedua anak serta kedua cucu, mengaku sering merasa ketakutan. Terutama ketika melihat kerumunan massa.

"Cucu saya, Ramadhani dan Devi, ketika melihat ada banyak orang, takut, langsung ngajak pulang. Semoga tidak ada kejadian seperti ini lagi," ungkap Sumarsini.

Saat penyerbuan dan dugaan persekusi Rabu (13/7/2022) terjadi, Kadus Wartanto memang sedang tidak ada di rumah. Dia berada di Kantor Desa Kandangan.

Ketika kembali ke rumah, gerombolan OTK sudah membubarkan diri. Namun dia mendapati keluarganya shock, ketakutan dan ada yang menangis histeris.

Baca Juga: Sorotan Berita Kemarin, Cerita dari Desa Penari Banyuwangi sampai Naiknya Kasus Covid-19 di Malang

Tak kuasa menahan sedih dan pilu, mendadak kesehatan pria paruh baya tersebut menurun. Karena kondisi makin lemah, terpaksa pada Rabu sore (13/7/2022) dilarikan ke RS Ar-Rohmah, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran.

Kelima orang keluarga yang diduga telah dipersekusi ikut dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan psikologi.

Setelah 3 hari di rumah sakit, pada Sabtu malam (16/7/2022), dokter menyatakan kondisi kesehatan Kadus Wartanto beserta kelima anggota keluarganya sudah membaik. Mereka dijemput Suparmin SH, selaku kuasa hukum Pemerintah Desa Kandangan.

"Apa yang menimpa Pak Wartanto, beserta istri, kedua anak dan kedua cucunya, merupakan salah satu cermin penegakan supremasi hukum di Banyuwangi. Untuk itu, dalam waktu dekat akan kita laporkan ke Polda Jatim," kata Suparmin.

Aktivis senior Ketua LSM Konsorsium Demokrasi Banyuwangi (LSM Kodeba) ini mengaku prihatin dengan leluasanya gerombolan OTK melakukan aksi penyerbuan dan dugaan persekusi kepada masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran.

Apalagi perbuatan yang disinyalir sarat unsur pidana tersebut dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Saat kejadian, masih Suparmin, sebenarnya terdapat anggota kepolisian Polsek Pesanggaran. Namun karena minimnya jumlah personel, akhirnya tidak berdaya menghadapi massa OTK yang jumlahnya jauh lebih banyak.

"Harusnya Polsek Pesanggaran bisa koordinasi dengan Polresta Banyuwangi, atau Forpimda Banyuwangi. Karena ini menyangkut penegakan hukum dan keselamatan warga negara," kata Mbah Parmin, sapaan akrab Suparmin.

Dia menduga, kesan tutup matanya Polsek Pesanggaran terhadap aksi penyerbuan dan dugaan persekusi yang menimpa masyarakat Desa Kandangan, lantaran tidak ingin benturan dengan warga.

Mengingat gerombolan OTK pelaku penyerbuan dan dugaan persekusi disinyalir adalah warga 2 dusun dari desa tetangga. Yakni Dusun Pancer dan Dusun Silirbaru, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.

Meskipun sikap diam aparat tersebut telah mengakibatkan adanya warga Desa Kandangan, yang harus menjadi korban.

"Itulah kenapa kami memutuskan melapor ke Polda Jatim. Indonesia adalah negara hukum, maka hukum harus ditegakan," ujarnya.

Untuk diketahui, aksi penyerbuan dan dugaan persekusi ini bermula dari adanya gerakan pro investasi yang dilakukan masyarakat Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, yakni investasi dari PT Merdeka Copper Gold Tbk, di wilayah setempat.
Diduga gerombolan OTK yang diduga sebagai pihak yang menolak merasa tidak terima dengan investasi perusahaan tersebut.

Load More