Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 11 Juli 2022 | 10:11 WIB
Arsip - Marcelo Arruda, pendukung mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang dibunuh oleh seorang yang diduga pendukung Presiden Bolsonaro di pesta ulang tahunnya di Foz do Iguacu, berpose dalam foto yang diambil pada 9 September 2020, di Brasil. (ANTARA/Reuters/Christian Rizzi/as)

SuaraMalang.id - Kasus penembakan terhadap pejabat kembali terjadi. Kali ini terjadi di Brazil. Marcelo Arruda, pengurus Partai Pekerja (PT) sayap kiri tewas ditembak saat merayakan ulang tahunnya.

Saat itu, Marcelo sedang merayakan ulang tahunnya di kota Foz de Iguacu, negara bagian Parana, Brazil selatan, bersama keluarga dan koleganya, Minggu (10/07/2022).

Diduga, pelaku penembakan merupakan seseorang yang diduga pendukung Presiden Jair Bolsonaro. Hal ini disampaikan polisi negara bagian dan saksi mata di sana.

Menurut laporan polisi Parana dan seorang saksi, sipir penjara federal Jorge Jose da Rocha Guaranho muncul di pesta itu meski tak diundang.

Baca Juga: Model Ini Berakhir Tewas Karena Rudal Setelah Jadi Tentara dan Bantu Ukraina

Dia mengarahkan pistolnya sambil memaki-maki tamu yang hadir dan meneriakkan kata-kata yang mendukung Bolsonaro.

Aluizio Palmar, seorang jurnalis yang hadir di pesta itu, mengatakan Guaranho, yang menyebut Bolsonaro sebagai "legenda", sempat pergi.

Namun, pria itu kembali lagi sekitar 15-20 menit kemudian lalu mengarahkan pistolnya ke Arruda, kata Palmar.

Arruda, yang juga bersenjata karena bekerja di satuan pengamanan kota, meminta Guaranho untuk berhenti seraya mengatakan bahwa dirinya adalah seorang petugas keamanan.

Kedua pria itu lalu saling menembak dan sama-sama tewas, menurut pernyataan PT, laporan polisi dan gambar-gambar dari rekaman kamera pengintai yang dimuat media lokal.

Baca Juga: Viral Transgender Ikut Kompetisi Bokong Terindah di Brazil, Tuai Kontroversi

"Satu lagi kawan kita tercinta berpulang pagi ini, seorang korban intoleransi, kebencian dan kekerasan politik," kata presiden nasional PT, Gleisi Hoffmann, dalam pernyataan.

Kematian kedua pria itu menjadi pertanda buruk bagi pemilihan umum Brazil pada Oktober mendatang.

Banyak kalangan menilai pemilu itu bakal berlangsung panas di tengah situasi politik Brazil yang terpolarisasi

Mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva adalah calon presiden dari PT dan kini mengungguli Bolsonaro dalam jajak-jajak pendapat.

Bolsonaro, yang kerap mencemooh Lula dan kelompok sayap kirinya, telah melontarkan gagasan untuk tidak menerima kekalahan dalam pemilu.

Dia menyebutkan sejumlah klaim yang tak berdasar tentang kecurangan pemilu dan masalah dalam sistem pencoblosan elektronik Brazil.

Kantor presiden belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Di media sosial, Bolsonaro memuat ulang unggahan pada 2018 yang bertuliskan "menolak dukungan dari mereka yang melakukan kekerasan terhadap lawan".

"Saya minta orang-orang seperti ini, demi konsistensi, untuk pindah tempat dan mendukung sayap kiri," kata Bolsonaro di Twitter. ANTARA

Load More