Berbicara di Dewan Keamanan PBB, diplomat AS, Inggris dan Prancis semuanya menempatkan tanggung jawab pada Iran atas kegagalan untuk menghidupkan kembali perjanjian setelah lebih dari satu tahun negosiasi.
Iran, bagaimanapun, menilai pembicaraan Doha sebagai hal yang positif dan menyalahkan Amerika Serikat karena gagal memberikan jaminan bahwa pemerintahan baru AS tidak akan lagi meninggalkan kesepakatan seperti yang telah dilakukan Trump.
“Iran telah menuntut jaminan yang dapat diverifikasi dan objektif dari AS bahwa JCPOA tidak akan digagalkan lagi, bahwa AS tidak akan melanggar kewajibannya lagi, dan bahwa sanksi tidak akan dikenakan kembali dengan dalih atau sebutan lain,” Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi memberi tahu PBB.
Pejabat senior AS itu mengatakan Washington telah menjelaskan sejak pembicaraan dimulai pada April 2021 bahwa AS tidak dapat memberikan jaminan hukum kepada Iran bahwa pemerintahan AS di masa depan akan tetap pada kesepakatan itu.
Baca Juga: Sardar Azmoun, Pemain Jebolan Piala AFF U-19 yang Kini Jadi Pemain Termahal Ketiga di Asia
"Kami mengatakan tidak ada cara legal bahwa kami dapat mengikat pemerintahan masa depan, dan jadi kami mencari cara lain untuk memberikan beberapa bentuk kenyamanan untuk Iran dan "kami--bersama dengan semua P5+1 ( Inggris, Jerman, Prancis, AS, China Rusia dan koordinator EU-- berpendapat bawa pembicaraan Doha telah ditutup," pejabat senior AS itu menambahkan.
Pejabat senior AS itu membantah argumen Teheran bahwa Washington harus disalahkan atas kurangnya kemajuan, dengan mengatakan Amerika Serikat telah menanggapi secara positif usulan perubahan EU terhadap rancangan teks kesepakatan yang dicapai selama pembicaraan yang lebih luas pada Maret sementara Iran gagal menanggapi proposal itu.
Jika kesepakatan itu tidak dihidupkan kembali, dia mengatakan, "para pemimpin Iran perlu menjelaskan mengapa mereka mengabaikan manfaat kesepakatan demi masalah yang tidak akan membuat perbedaan positif dalam kehidupan satu warga biasa Iran."
Pejabat AS itu tidak merinci masalah itu. Memulihkan kesepakatan akan memungkinkan Iran mengekspor minyaknya secara legal - sumber utama kehidupan ekonominya.
Berita Terkait
-
Ancaman Trump Bayangi Perundingan Nuklir AS-Iran di Oman
-
Trump Ancam Bom Iran! Reaksi Keras Jika Tolak Negosiasi Nuklir
-
Dubes Iran Bongkar Kebohongan Zionis Israel: Isu Syiah-Sunni Hanya Taktik Pecah Belah!
-
Dubes Iran: Zionis Israel Ciptakan Opini Publik Agar Genosida Palestina Terlihat Biasa
-
Sosok Najmi Alvaro: Bocah Asal Kalteng Viral di Iran, Juara Dunia MTQ Bikin Juri Tak Henti Bertakbir
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
Terkini
-
Dinilai Sangat Strategis, Pembangunan Tol Malang - Kepanjen Butuh Dana Rp 7,5 Triliun
-
Sekolah Rakyat akan Dibuka di Malang, Ini Kategori Siswanya
-
Pencurian di Malang, CCTV Bongkar Aksi 2 Maling
-
Skandal Rupadaksa Guncang UIN Malang, Rektorat Turun Tangan: Terancam Sanksi Berat
-
Misteri Tumpukan Sampah di Singosari Malang, Tutupi Jalan Desa