Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 29 Juni 2022 | 20:39 WIB
Ilustrasi Kampus Universitas Brawijaya. [Suara.com/Aziz Ramadani]

SuaraMalang.id - Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya mengerahkan 661 mahasiswa untuk membantu penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Magetan, Jawa Timur.

Ratusan mahasiswa ditempatkan di Kecamatan Panekan, Ngariboyo, Plaosan, Sidorejo, Parang, dan Poncol. Seluruhnya tersebar di 40 desa.

Dekan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Suyadi mengatakan, fokus  mahasiswa di Magetan yakni pengembangan kampung ternak mandiri. Sebagai tema utama program KKN tematik.

Namun, diharapkan juga para mahasiswa bisa membantu tenaga medis untuk penanganan wabah PMK.

Baca Juga: Jelang Idul Adha, BNPB Imbau Pemda Waspada Penularan PMK

“Mahasiswa yang akan berangkat sudah diberi pembekalan tambahan, yakni untuk menangani penyakit mulut dan kuku (PMK). Kami bekali Ilmu good management practices dibidang peternakan agar berinteraksi dengan peternakan untuk membangun di bidang breeding atau pembibitan. Kemudian di bidang pakan hingga di bidang sanitasi, sampai nanti harapannya produk dan pemasarannya hingga ada wawasan baru untuk mengembangkan peternakannya masing masing dan bisa mandiri,” kata Prof Suyadi mengutip dari beritajatim.com, Selasa (28/6/2022)

Terkait kasus PMK, lanjut dia, para mahasiswa ini juga telah mendapat pembekalan tambahan tentang teknik atau cara penanganannya.

Agar bisa mengetahui prosedur yang benar dan kemudian menerapkan prosedur yang ada dalama menangani PMK.

“Di bidang PMK ini ada prosedur prosedur bakunya yang diterbitkan oleh dinas peternakan dan kesehatan hewan yang wajib diikuti semuanya. Penanganan PMK tidak boleh keliru dalam penangananya saat ini mejadi hal yang sensitif di masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga: Sebanyak 283.606 Ekor Hewan Ternak di Indonesia Terjangkit PMK, Ribuan Mati

Load More