Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 27 Juni 2022 | 16:21 WIB
Para pendeta Yesuit mengadakan misa di sebelah pendeta Javier Campos dan Joaquin Mora yang dibunuh, setelah pihak berwenang Meksiko mengatakan bahwa mereka sedang mencari mayat mereka bersama seorang lain yang diculik di wilayah Meksiko utara yang penuh kekerasan, di San Ignacio de Gereja Loyola, Mexico City, Meksiko, 21 Juni 2022. ANTARA/Reuters/Edgard Garrido/as

SuaraMalang.id - Kasus pembunuhan di Meksiko bisa dibilang meningkat akhir-akhir ini. Ini menyusul kebijakan negara yang menyatakan perang dengan kartel.

Terbaru enam polisi tewas di Meksiko utara dalam baku tembak dengan penyerang yang jumlahnya lebih banyak. Demikian disampaikan pejabat di negara bagian Nuevo Leon, Minggu (26/06/2022).

Para penyerang itu menggunakan senjata kaliber tinggi dan mengendarai 10 truk lapis baja dalam penyerangan pukul 3.00 waktu setempat pada Minggu (3.00 WIB pada Senin) di dekat perbatasan AS-Meksiko, kata Kementerian Keamanan Nuevo Leon.

"Sedihnya, enam anggota satuan kami meninggal dalam menjalankan tugas," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa polisi telah bertindak secara " heroik".

Baca Juga: Baku Tembak di Meksiko Utara, Enam Polisi Tewas

Empat petugas lainnya terluka dan menerima perawatan medis, kata kementerian itu.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mewarisi negara yang terguncang akibat tingkat pembunuhan yang tinggi dan telah berjuang untuk mengendalikan kekerasan geng yang mengakar.

Total pembunuhan tahunan rata-rata berada di angka yang mengarah ke jumlah tertinggi di bawah Pemerintahan Meksiko mana pun sejak pencatatan modern dimulai.

Pembunuhan baru-baru ini terhadap dua imam Yesuit dan seorang pemandu wisata di wilayah utara negara bagian Coahuila memicu kecaman dari Paus Fransiskus, yang menyesali "begitu banyak pembunuhan di Meksiko." ANTARA

Baca Juga: Ratusan Pasangan Sesama Jenis Nikah Massal di Mexico: Ini Telah Kami Rencanakan Sejak Lama

Load More