Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 22 Juni 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi anak bermain aktivitas fisik di dalam rumah (dok. istimewa)

SuaraMalang.id - Aktivitas fisik selain olahraga sangat penting bagi anak-anak. Para orang tua sangat disarankan untuk melatih fisik buah hatinya.

Peneliti SEANUTS II Indonesia Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, Sp.KO, K-APK mengatakan, bahwa aktivitas fisik juga penting untuk dilakukan anak agar tetap sehat dan bugar.

“Kalau kita di Indonesia biasanya hanya mengenal istilah olahraga. Bahwa sebetulnya yang harus dipahami adalah tiga yaitu aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga. Ketiganya ini bertujuan untuk mencapai titik kesehatan dan titik kebugaran," kata Listya atau yang akrab disapa Tata saat dijumpai di Jakarta Selatan, Selasa (21/6/2022).

“Seseorang yang sehat itu belum tentu bugar. Tapi seseorang yang bugar sudah pasti sehat. Dan bugarlah yang bisa membantu untuk mengoptimalkan tumbuh kembang," imbuhnya.

Baca Juga: Bahaya Pencemaran Logam Berat Timbal: Turunkan IQ dan Risiko Lahirkan Anak Berkebutuhan Khusus

Lebih lanjut, dia menjabarkan bahwa aktivitas fisik cardio seperti berlari juga dapat memengaruhi massa otot anak-anak.

Oleh sebab itu selain gizi, aktivitas fisik anak juga harus terpenuhi sesuai rekomendasi.

"Karena bagaimana pun cardio itu adalah komponen terpenting. Jadi dia akan memberikan suplai oksigen kemana-mana dulu, akan memperbaiki metabolisme dulu, sehingga ketika dia melihat aktivitas yang kaitannya dengan otot dia jauh lebih optimal," jelas Tata.

"Jadi kalau cardionya bagus biasanya untuk yang kaitannya dengan otot ini juga bagus. Namun tidak sebaliknya," tambahnya.

Sayangnya, dia mengatakan bahwa berdasarkan hasil dari penelitian SEANUTS II, berdasarkan jenis kelamin, usia, mau pun wilayah, anak-anak di Indonesia khususnya Jawa dan Sumatra aktivitas fisik mereka masih di bawah rekomendasi.

Baca Juga: Kakek 'Pak Doktor' di Agam Cabuli Anak di Bawah Umur, Korban Diancam Dibunuh

"Dengan mengetahui aktivitas fisik yang dilakukan, bisa dihitung tingkat pemenuhannya. Jadi ternyata di sini tingkat aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak usia kelompok 7 sampai 9 berdasarkan jenis kelamin ternyata masih berada pada tingkat yang rendah," tutupnya. (Antara)

Load More