Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 05 Juni 2022 | 13:42 WIB
Ilustrasi - Kota Kiev, ibu kota Ukraina, digempur pasukan Rusia. [ANTARA/HO via REUTERS/as]

"Kita jangan mempermalukan Rusia sehingga suatu hari ketika pertempuran berakhir kita dapat menciptakan jalan keluar melalui cara-cara diplomatik," kata Macron dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu.

Dia menambahkan bahwa dirinya "yakin peran Prancis adalah menjadi kekuatan penengah."

Menanggapi pernyataan Macron, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis di Twitter: "Seruan untuk tidak mempermalukan Rusia hanya mempermalukan Prancis dan setiap negara lain yang menyerukannya."

"Karena Rusia sendirilah yang mempermalukan dirinya sendiri. Kita semua sebaiknya fokus pada bagaimana menaruh Rusia di tempatnya. Itulah yang akan membawa perdamaian dan menyelamatkan nyawa."

Baca Juga: Kisah Sergey Karjakin, Pencatur Dunia Rusia Diskors Gara-gara Dukung Negaranya Invasi Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menulis: "Konsekuensi mengerikan dari perang ini bisa dihentikan kapan saja… jika seseorang di Moskow memberi perintah," kata dia, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dan fakta bahwa belum ada perintah semacam itu jelas merupakan penghinaan bagi seluruh dunia."

Putin akan membahas perang tersebut dalam wawancara yang akan disiarkan secara nasional pada Minggu.

Dalam cuplikan wawancara itu pada Sabtu dia mengatakan pasukan anti pesawat Rusia telah menembak jatuh puluhan jet tempur Ukraian dan "meremukkan mereka seperti kacang". (Antara)

Baca Juga: AS Kembali Tambah Daftar Sanksi Rusia, Total 322 Perusahaan Terdampak

Load More