SuaraMalang.id - Sejumlah empat orang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Masyarakat diimbau waspada dan menjaga kebersihan.
Kasus kematian akibat DBD tersebut terjadi kurun waktu empat bulan terakhir. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasuruan, dr. Ani Latifah mengatakan, keempat warga meninggal ini terdiri dari anak- anak hingga orang dewasa.
Menurutnya, DBD bisa berujung kematian jika penanganannya terlambat dan indikasi gejala sakitnya tidak diketahui secara dini.
“Demam berdarah itu penyakit yang harus diketahui sejak dini, dan seketika wajib diobati. Kalau sudah parah baru diobati bisa terlambat dan berakibat fatal, yakni kematian,” kata Ani mengutip beritajatim.com, Sabtu (28/5/2022).
Selain empat kasus warga meninggal, Dinkes Kabupaten Pasuruan mencatat sudah ada 238 kasus DBD sepanjang Januari hingga April 2022.
Ia berharap kasus akan semakin menurun sepanjang masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Utamanya dengan tetap melakukan gerakan 3M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menimbulkan genangan air.
“Tetap jaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan kotor menjadi pemicu perkembangbiakan nyamuk, termasuk nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD. Intinya PHBS dioptimalkan,” imbaunya
Tak hanya 3 M sebagai langkah antisipasi penyebaran nyamuk aedes agepthy, Ani juga menghimbau masyarakat untuk bisa menghindari gigitan nyamuk saat tidur dengan beberapa cara. Diantaranya dengan menggunakan kelambu atau menyalakan obat nyamuk atau menggunakan lotion anti nyamuk saat beristirahat.
Baca Juga: Komplotan Maling Gasak Motor di Dua Lokasi Sama di Pasuruan, Aksinya Terekam CCTV
Sedangkan dari Dinkes sendiri hingga kini masih melakukan fogging (penyemprotan) secara massive, menggalakkan para pemantau jentik alias jumantik (juru pemantau jentik) dan mengharapkan warga agar memasukkan bubuk abate ke dalam genangan air yang bisa berpotensi jadi sarang nyamuk.
“Kita sudah melakukan penyelidikan edipomologi dengan memutus penularan. Fogging kita galakkan kebersihan lingkungan melalui sosialisasi, sekaligus kita galakkan para jumantik berkeliling ke rumah warga sembari membawa bubuk abate,” tutupnya.
Berita Terkait
-
Biar Kapok! Maling Motor di Pasuruan Pincang Dibedil Polisi Gegara Melawan Petugas
-
Jauh-jauh dari Surabaya, Pria Benowo Ini ke Pasuruan Buat Curi Kotak Amal Masjid
-
Diduga Mengganggu Sinyal Televisi, Warga Pasuruan Bacok Dua Orang Tetangganya
-
Kasus DBD di Gresik Masih Bertambah, Warga Diminta Waspada dan Jaga Kebersihan
-
Komplotan Maling Gasak Motor di Dua Lokasi Sama di Pasuruan, Aksinya Terekam CCTV
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
Terkini
-
Kuota Menipis di Akhir Bulan? Tenang, DANA Kaget Rp 290 Ribu Siap Jadi Penyelamatmu
-
Ada Pemangkasan Insentif Guru PAUD ? Ini Kata Pemkot Malang
-
4 Link DANA Kaget Menanti, Buruan Sikat di Momen Tanggal Gajian
-
Konsisten Dukung Pembiayaan Produktif, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
5 Link DANA Kaget Aktif, Langsung Sikat Saldo Gratis Sekarang