SuaraMalang.id - Farah Ramadhani, mahasiswa S2 jurusan linguistik terapan, Universitas Monash Australia membagikan kisah lebaran pertama kali di luar negeri.
Suasana lebaran di sekitar indekosnya di daerah Clayton, 18 kilometer dari pusat kota Melbourne tidak terasa. Tidak ada takbir ataupun orang-orang yang bergegas untuk salat Idulfitri pada pagi harinya.
Namun, cewek kelahiran 1998 ini tetap ingin mencari euforia lebaran. Dia mendapat informasi bahwa di Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne menggelar salat id.
"Terus aku tuh Minggunya itu udah well-prepared lah untuk salat id. Karena kalau gak salat id nanti lebaran gak kerasa apa-apa di sini," kata dia dihubungi lewat sambungan telepon, Selasa (3/5/2022).
Farah bangun setengah jam sebelum subuh waktu Melbourne. Dengan mata masih sembab dia menggunakan jaket putih dan dress bermotif bunga langsung bergegas menuju KJRI.
Perlu waktu satu jam setengah dari indekos alumnus mahasiswa Universitas Brawijaya itu ke KJRI. Dia pun harus memakai tiga transportasi publik menuju ke sana.
"Aku sebenarnya masih ngantuk. Tapi karena ini baru pertama kali lebaran di sini. Aku pingin kumpul dengan orang-orang Indonesia yang ada di sini sekaligus halal bi halal. Terus Melbourne juga indah ternyata waktu pagi subuh-subuh gini. Langitnya indah meskipun suhunya dingin sekitar 12 derajat celcius kemarin," tuturnya.
Sepanjang perjalanan menuju pusat Melbourne itu, Farah gunakan untuk beristirahat di dalam bus. Dia tidak bisa menghubungi sanak saudara atau orang tuanya. Sebab, waktu di Indonesia masih jam 02.00 pagi.
"Ya paling masih tidur semua. Aku buat tidur sambil duduk aja. Sambil mengabadikan momen di Melbourne," tuturnya.
Baca Juga: WNI di Australia Rayakan Lebaran Pertama Usai Pandemi: Tanpa Ketakutan Lagi
Sesampainya di KJRI, suasana Lebaran mulai terasa. Terdengar sayup-sayup takbir berkumandang di sekitar KJRI.
Farah pun sampai di KJRI waktu pukul 07.00 pagi. Dia pun melihat jamaah sudah banyak yang datang dan menempati dalam gedung yang disulap sebagai tempat ibadah dengan sajadah dan mengenakan mukenah masing-masing.
"Jadinya aku di luar. Di tempat parkiran. Karena ya jauh juga sih dari daerah ku di Clayton satu jam setengah," ujarnya.
Setelah menggelar salat id, cewek asal Malang ini langsung halal bi halal dengan rekan sejawatnya yang sebagian besar adalah penerima beasiswa.
Ada makanan disiapkan setelah lebaran yang merupakan makanan khas kota asalnya, yakni bakso.
"Ya Allah alhamdulilah senang banget. Bisa kumpul dan merasakan lebaran vibes gini. Kemarin itu ya salam-salaman aku kenal orang banyak dan ada bakso. Berasa kayak di Malang tapi lebih dingin," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Kronologi Kecelakaan Maut di Jalur Wisata Bromo, 2 Lansia Tewas!
-
Program MBG Dorong Lapangan Kerja, Warga Lumajang Rasakan Manfaat Nyata
-
Kronologi Kecelakaan Maut Toyota Hiace vs Truk di Tol Malang-Pandaan, 2 Orang Tewas dan 10 Luka!
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen